Ir. KPH. Adipati, Bagas Pujilaksono Widyakanigara Hamengkunegara, M.Sc., Lic.Eng., Ph.D.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Seniman/Budayawan Yogyakarta
(Foto: Rumah Jokowi di Solo digrusuk massa mempersoalkan ijasahnya)
Saya baca di media ada judul pemberitaan: *UGM Menjamin Ijazah S1 Jokowi Asli*.
Siapapun yang ngomong, bagi saya, orang ini Goblog bin Dungu atau Koplak bin Pekok.
Bagaimana caranya menjamin? Apa UGM bisa menjamin antara fotokopi ijazah S1 Jokowi di arsip UGM sama dengan ijazah S1 Jokowi yang beredar di luar?
*Saya ingatkan, UGM bukan begundalnya Jokowi*.
Kalau mau jadi penjilatnya Jokowi, silakan, tetapi jangan bawa-bawa nama UGM.
Statementsnya selalu blunder, karena sbb:
1. Kehilangan focusing saat bicara.
2. Omong tidak pernah detail, karena otak dan mentalnya dikuasi birahi penjilat. Besides, otaknya goblog!
3. Banyak omong hal-hal yang tidak relevan, dimunculkan untuk mengaburkan permasalahan pokok. Dasar penjilat!
Dugaan pemalsuan dokumen ijazah S1 Jokowi bukan urusannya UGM, murni urusannya Jokowi.
Segeralah UGM keluar dari permasalahan ini. UGM bukan begundalnya Jokowi.
Pemyesatan
Pemakaian istilah *menjamin* ini tidak pas, menyesatkan, karena mendahuli proses pengadilan.
Cukup bilang: Jokowi alumni UGM, dan punya ijazah asli. Selesai!
Kasus ini, tidak hanya murni kasus hukum, nuansa politiknya kental. Bahkan, menurut saya, nuansa politiknya dominan. Jadi, bukan kebenaran obyektif hukum yang semata dikejar. Syukur2 kasus ini, terpelihara terus, dan eskalasi politik terjadi menyerang Jokowi. He deserves it.
Oleh karena itu, seseorang, harus punya kemampuan komunikasi politik, ora waton njeplak congoré.
Kalau seperti sekarang ini, semua kena getahnya, *ora melu mangan nangkané, gluprut gupak puluté*.
Saya ditanya2 banyak wartawan, bahkan dikejar2, dimintai pendapat perihal diatas. Saya jawab: saya bukan yang ngomong itu, tanya orangnya.
