
(Foto by Reuters and Getty Images)
ini
Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes*
Apakah judul diatas HoaX ? Tidak, bahkan bukan hanya 99,9% lagi tetapi sudah 1000% tidak HoaX, alias Fakta yang terjadi hari Rabu ini, 05/02/25. Hanya saja memang belum terjadi disini melainkan masih baru berlangsung di negara tetangga kita, Filipina. Apakah nantinya Indonesia juga akan mengikuti negara yang terletak di Lingkar Pasifik Barat yang terdiri dari 7.641 pulau tsb? Sebagian netizen yang merupakan bagian nyata dari masyarakat ada yang mengatakan “Wallahualam”, namun tidak sedikit juga yang berucap (doa ?) “InshaaAllah …”.
Bila dilihat sejarahnya, negara yang awalnya mengalami pendudukan Spanyol sejak 27 April 1565 dan sempat diduduki Britania Raya 30 Oktober 1762, selanjutnya merdeka dari Spanyol 12 Juni 1898 dan seterusnya diakusisi Amerika Serikat dengan Perjanjian Paris pada tanggal 10 Desember 1898 ini akhirnya menjadi Republik pertamakalinya dengan Konstitusi Malolos tanggal 21 Januari 1899. Sempat berdasar Akta Tydings–McDuffie tanggal 24 Maret 1934 dan menjadi negara persemakmuran tanggal 14 Mei 1935, akhirnya mendapat kemerdekaan dari AS pada 4 Juli 1946.
Dengan sejarah panjang diatas, negara ini mengalami riwayat penjajahan hampir seusia negara kita, namun Alhamdulillah-nya Indonesia tidak perlu mendapatkan kemerdekaan dari negara lain, namun bisa memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, meski sempat juga dijanjikan kemerdekaan oleh Jepang sebelumnya. Namun serangan bom atom sekutu di Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 telah mengubah semuanya dan pasca penculikan (= pendesakan) oleh para pemuda di Rengasdengklok sehari sebelumnya, Soekarno-Hatta akhirnya membacakan Teks Proklamasi di Pegangsaan Timur 56, hampir 80 tahun lalu tersebut.
Sebenarnya jika diltinjau lebih jauh, Filipina ini pernah menjadi bagian dari kerajaan Sriwijaya. Hal ini terdapat pada peninggalan tertulis yang ditengarai sudah dimulai sekitar abad ke-8 berdasarkan temuan lempeng tembaga di dekat Manila. Dari tulisan pada lempeng itu diketahui bahwa Filipina berada dalam pengaruh kerajaan yang sama dengan indonesia dimasa lalunya tersebut. Namun karena keterbatasan bukti lain yang ada, keterkaitan dengan Sriwijaya ini menjadi polemik bagi sejarawan negara tetangga Indonesia ini.
Di masa kini Filipina adalah negara emerging market dan negara industri baru, perekonomiannya sedang bertransisi dari pertanian ke sektor jasa dan manufaktur. Negara ini adalah anggota pendiri PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), WTO (Organisasi Perdagangan Dunia), ASEAN, forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik, dan KTT Asia Timur. Negara ini juga anggota Gerakan Non-Blok dan sekutu utama non-NATO Amerika Serikat. Sempat dilanda issue korupsi parah saat pemerintahan Ferdinand Marcos dan ibu negaranya Imelda Marcos, kini iklim demokrasi berkembang pesat meski uniknya dipimpin oleh dinasti Marcos tersebut.
Proses keterpilihan presiden saat ini, Ferdinand “Bongbong” Romualdez Marcos Jr., yang merupakan anak dari Ferdinand-Imelda Marcos memang cukup unik. Sejatinya mayoritas masyarakat Filipina tidak bisa lupa dengan kasus korupsi yang dilakukan orangtuanya tersebut, namun metode kampanye dengan melakukan Rebranding Keluarga Marcos dengan membangun citra baru keluarganya yang menekankan “kejayaan” era Marcos dengan menggambarkannya sebagai masa kemajuan ekonomi dan stabilitas, tanpa menyinggung pelanggaran HAM dan korupsi rupanya cukup berhasil.
Ia menghindari perdebatan tentang sejarah ayahnya dan fokus pada pesan “persatuan” (unity), yang menjadi slogan utamanya. Kampanye Digital dan Disinformasi menjadi jurus jitu berikutnya, dimana bongbong dan timnya memanfaatkan media sosial secara masif, terutama Facebook, YouTube, TikTok, dan X / Twitter. Banyak konten digital yang menyebarkan narasi positif tentang era Marcos dan mendistorsi fakta sejarah. Misalnya, mereka menggambarkan masa pemerintahan Ferdinand Marcos sebagai era keemasan Filipina. Kampanye ini didukung oleh jaringan influencer, blogger, dan troll yang secara aktif membangun citra positif Bongbong Marcos. Metode sejenis digunakan juga oleh Pak Prabowo dengan “Gemoy”-nya saat kampanye Pilpres di Indonesia kemarin.
Cara berikutnya dia menghindari Wawancara dan Debat Publik, dimana Bongbong menolak menghadiri banyak debat resmi, terutama yang dapat menggali lebih dalam tentang sejarah keluarganya atau kebijakan konkretnya. Strategi ini membuatnya terhindar dari pertanyaan sulit yang bisa merusak citranya. Bila dicermati cara ini juga digunakan oleh SamSul alias Fufufafa sebagai pasangan Pak Prabowo karena ketidakmampuan otak dan keterbatasan literasinya. Cara Bongbong berikutnya adalah melakukan koalisi dengan Keluarga Duterte dimana pasangannya, Sara Zimmerman Duterte-Carpio, putri Presiden Rodrigo Duterte, yang maju sebagai calon wakil presiden. Dukungan keluarga Duterte sangat berpengaruh karena popularitasnya di kalangan rakyat dan kontrol atas mesin politik yang kuat.
Menariknya pasangan yang dilantik pada 30 Juni 2022 ini menghadapi prahara besar dimana munculnya tiga aduan bulan lalu yang menuduh Sara melakukan rentetan tindak kejahatan, mulai dari “penyalahgunaan secara terang-terangan” dana publik jutaan dolar Amerika hingga merencanakan pembunuhan terhadap Presiden Ferdinand Bongbong Marcos Jr. Saat ini para anggota majelis rendah DPR Filipina telah menyetujui mosi pemakzulan Wapres Sara Duterte dalam voting pada Rabu ini (05/02/25). Kini, nasib jabatan Sara Duterte sebagai Wapres Filipina ada di tangan para Senator negara itu. “Telah diajukan oleh lebih dari sepertiga anggota Dewan Perwakilan Rakyat, atau total 215 anggota dan mosi tersebut disetujui,” ucap Ketua DPR Filipina, Martin Romualdez, kepada para anggotanya.
Kesimpulannya, meski beda pelanggarannya, namun Upaya Pemakzulan yang dilakukan oleh DPR Filipina ini telah bisa menunjukkan sikap tegas dan jelas terhadap kelakuan Wapres yang melanggar aturan, termasuk jika dia melakukan hal yang tidak terpuji / tidak patut dan melanggar UU, misalnya Hatespeech, Kampungan, Rasis, Pornografi dsb sebagaimana yang dilakukan oleh Fufufafa yang terbukti secara ilmiah sosoknya 99.9% tidak terbantahkan lagi. Mungkin hanya tinggal menunggu saja “nogo dino” alias waktu yang tepat alias seperti menunggu Takdir Tuhan YMK, Allah SWT, namun jangan sampai juga Pak Prabowo khususnya dan bangsa ini umumnya kalah cepat dari niat buruk yang mungkin ada padanya, oleh karena itu waspadalah, Waspadalah …
* Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes – Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen
