
Pusat Studi ASEAN di Institut ISEAS – Yusof Ishak baru-baru ini mempublikasikan laporan survei yang sangat dinanti-nantikan berjudul “The State of Southeast Asia 2024.” Analisis komprehensif ini menggali berbagai aspek lanskap sosial-politik di wilayah tersebut, dengan fokus khusus pada dinamika evolusi pengaruh China. Temuan laporan ini memberikan wawasan berharga tentang persepsi, tantangan, dan peluang yang ditawarkan oleh kehadiran China di Asia Tenggara.
Survei ini dilakukan antara Januari dan Maret 2024, melibatkan wawancara dengan pembuat kebijakan, akademisi, pemimpin bisnis, dan perwakilan masyarakat sipil di seluruh negara anggota ASEAN. Responden diminta untuk berbagi pandangan mereka tentang berbagai isu, termasuk kerja sama ekonomi, kekhawatiran keamanan, perselisihan wilayah, dan integrasi regional. Data yang dikumpulkan menawarkan pemahaman tentang hubungan kompleks antara negara-negara Asia Tenggara dan China.
Kerja Sama Ekonomi dan Dinamika Perdagangan
Salah satu tema utama yang dieksplorasi dalam survei adalah dimensi ekonomi dari keterlibatan China dengan Asia Tenggara. Meskipun adanya ketegangan geopolitik yang berkelanjutan, China tetap menjadi mitra perdagangan penting bagi banyak negara ASEAN. Responden menekankan pentingnya mempertahankan hubungan ekonomi yang kuat dengan China sambil juga menyatakan kekhawatiran tentang ketergantungan yang berlebihan dan hubungan perdagangan yang tidak seimbang.
Survei ini menegaskan perlunya negara-negara ASEAN untuk mengejar strategi ekonomi yang seimbang yang memaksimalkan manfaat dari keterlibatan dengan China sambil menjaga kepentingan mereka sendiri.
Tantangan Keamanan dan Stabilitas Regional
Survei juga memberikan gambaran tentang tantangan keamanan yang dihadapi Asia Tenggara dalam konteks pengaruh yang semakin meluas dari China. Perselisihan wilayah di Laut China Selatan terus menjadi sumber ketegangan, dengan responden menyatakan kekhawatiran tentang klaim maritim yang tegas dari China dan upaya militerisasi.
Namun, ada juga pengakuan akan pentingnya dialog dan keterlibatan diplomatik dalam mengelola perselisihan ini dan mempertahankan stabilitas regional. Laporan ini menekankan perlunya dialog konstruktif dan kerjasama multilateral untuk mengatasi kekhawatiran keamanan secara efektif.
Dinamika Politik dan Proyeksi Kekuatan Lunak
Pengaruh yang semakin besar dari China di Asia Tenggara tidak hanya mencakup dimensi ekonomi dan keamanan tetapi juga meliputi ranah politik dan budaya. Temuan survei mengungkapkan persepsi yang bervariasi tentang proyeksi kekuatan lunak China, dengan beberapa responden menyoroti daya tarik budaya, bahasa, dan peluang investasi China, sementara yang lain menyatakan kekhawatiran tentang pengaruh ideologis dan campur tangan dalam urusan domestik.
Laporan ini menekankan pentingnya mempromosikan pertukaran budaya dan hubungan antarmanusia sebagai sarana untuk memperkuat pemahaman dan kerjasama saling menguntungkan.
Persatuan ASEAN dan Integrasi Regional
Di tengah kompleksitas pengaruh China, survei menegaskan pentingnya persatuan ASEAN dan integrasi regional sebagai pilar penting ketahanan kolektif Asia Tenggara. Responden menekankan perlunya ASEAN mempertahankan sentralitasnya dalam urusan regional dan menjunjung prinsip inklusivitas, transparansi, dan pembangunan konsensus.
Laporan ini mendorong kerjasama yang lebih besar di antara negara-negara anggota ASEAN untuk mengatasi tantangan bersama secara efektif dan memanfaatkan peluang untuk pembangunan berkelanjutan dan kemakmuran.
Kesimpulan: Menavigasi Kompleksitas Pengaruh China
Sebagai kesimpulan, laporan survei Pusat Studi ASEAN menyediakan analisis komprehensif tentang dinamika yang berkembang dari pengaruh China di Asia Tenggara. Dengan memeriksa dimensi ekonomi, keamanan, politik, dan budaya, laporan ini menawarkan wawasan berharga tentang peluang dan tantangan yang ditawarkan oleh keterlibatan China dengan wilayah tersebut.
Ke depan, sangat penting bagi negara-negara ASEAN untuk mengadopsi pendekatan yang pragmatis dan proaktif dalam menavigasi kompleksitas pengaruh China, seimbang antara pengejaran peluang ekonomi dengan menjaga stabilitas dan kedaulatan regional. Melalui dialog yang berkelanjutan, kerjasama, dan penglihatan strategis, Asia Tenggara dapat secara efektif memanfaatkan potensi hubungannya dengan China sambil menjaga kepentingan jangka panjang dan aspirasi untuk masa depan yang damai dan makmur.
