
Jalan mantan Presiden Donald Trump untuk maju dalam pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2024 ini semakin terbuka lebar. Pada 27 Februari lalu, Trump memenangkan pemilihan pendahuluan partai di negara bagian Michigan. Kemenangan yang sama diraih oleh Presiden AS Joe Biden dalam pemilihan yang sama di negara bagian itu.
Kedua kandidat tersebut diperkirakan akan menang, tetapi selisih kemenangan tersebut dipantau cermat sebagai tanda dukungan terhadap mereka di negara bagian itu. Biden-Trump kemungkinan akan kembali berhadapan seperti terjadi dalam pemilihan presiden 2020 yang dimenangkan oleh Biden yang kontroversial.
Dengan 80% surat suara telah dihitung dari partai Republik, Trump memimpin dengan 68% suara di negara bagian Michigan dibandingkan dengan 27% yang diperoleh mantan Gubernur South Carolina Nikki Haley. Dalam pemilu nasional 2016, Trump menang di Michigan, berhasil menjadi presiden. Tetapi pada 2020, Trump kalah dari Biden, sehingga waktu itu upayanya gagal untuk terpilih kembali.
Haley bertahan dalam persaingan di Partai Republik meskipun belum memenangkan satu negara bagian pun yang sejauh ini sudah menggelar pemilihan. Menurut Haley, para pemilih di AS tidak menginginkan pertarungan ulang Biden-Trump pada pemilu November. Jika itu terjadi, Trump akan kalah untuk kedua kalinya dari Biden.
Haley menyatakan akan terus maju hingga setidaknya pemilihan yang akan digelar di 15 negara bagian dan dua teritori sekaligus pada 5 Maret, yang disebut Super Tuesday. Pada hari itu juga akan dipilih sepertiga dari keseluruhan delegasi yang diperebutkan dalam pemilihan Partai Republik.
Partai Republik akan secara resmi menunjuk calon presiden mereka pada konvensi nasional pada Juli. Sebulan kemudian, Partai Demokrat akan menyusul dengan konvensi pada Agustus.
Trump sendiri sudah menangguk kemenangan di tiga pemilihan internal Partai Republik.
Sebelumnya Trump menorehkan kemenangan telak di Kaukus Iowa yang merupakan pemilihan pendahuluan di negara bagian pertama untuk Partai Republik. Kemenangan Trump ini bersejarah sebab mantan presiden AS tahun 2017-2021 ini memperoleh jumlah suara terbanyak di 98 wilayah Iowa dari total 99 wilayah. Di satu-satunya wilayah tempat dirinya tidak menang, selisihnya hanya satu suara.
Kaukus merupakan salah satu bentuk pemilihan calon presiden internal di Partai Republik. Wujudnya bukan pemungutan suara para kader partai, melainkan pemungutan suara di antara para pemilik suara. Pemilik suara adalah wakil rakyat dari setiap distrik di dalam suatu negara bagian.
Trump juga memenangkan pemilihan pendahuluan atau primary Partai Republik di negara bagian New Hampshire pada 24 Januari lalu. Awal Februari lalu, Trump juga memenangi Kaukus Partai Republik di Negara Bagian Nevada. Lawan politik sesama anggota Partai Republik, Nikki Haley, memutuskan untuk tidak memasukkan namanya di dalam pemilihan kaukus. Akibatnya, Trump menang secara mudah sebagai satu-satunya peserta bernama besar.
Berbeda dengan negara-negara bagian lain, Nevada juga akan menyelenggarakan pemilihan pendahuluan (primary). Artinya, selain kaukus, para kader Partai Republik ataupun Partai Demokrat akan melakukan pemungutan suara memilih calon presiden yang akan berlaga pada pemilu 5Pilpres AS November 2024. Maka, dari Nevada nanti akan ada dua hasil, yaitu dari kaukus dan dari primary.
Elektabilitas Tertinggi
Peluang Trump untuk kembali terpilih sebagai Presiden tidak bisa dianggap sebelah mata, setidaknya berdasarkan sejumlah survei kredibel, seperti jajak pendapat dari ABC News/Ipsos yang diterbitkan pada 14 Januari 2024..je
Sejauh ini, dari Partai Republik di mana Trump berada, terdapat tiga calon yang dianggap kuat. Selain Trump, ada pula nama mantan Dubes AS untuk PBB Nikki Haley, serta Gubernur Florida Ron DeSantis. Ddomnald alam survei ABC News/Ipsos kepada sebanyak responden 2.228 warga negara AS pada 4-8 Januari, menemukan sejumlah faktor keunggulan Trump, antara lain dalam hal elektabilitas.
Sebanyak 68 persen anggota Partai Republik dan independen yang berhaluan Partai Republik mengatakan dia adalah kandidat dengan peluang terbaik untuk terpilih. Sementara jumlah tersebut untuk Haley hanya 12 persen, sedangkan DeSantis memperoleh 11 persen, dan sisa calon lain dari Republik hanya satu digit.
Selain itu, 54 persen responden mengatakan bahwa Trump adalah kandidat yang paling memenuhi syarat untuk menjabat sebagai presiden. Kurang dari setengahnya, yaitu 46 persen mengatakan bahwa ia paling memahami permasalahan orang-orang seperti mereka dan sebanyak 45 persen memilih Trump sebagai kandidat yang paling mewakili nilai-nilai pribadi dari para responden.
Dengan besarnya kans Trump akan mewakili Partai Republik dalam Pilpres 2024 kali ini, bagaimana kemungkinannya dalam melawan Joe Biden yang kemungkinan besar akan menjadi capres dari Partai Demokrat?
Dalam jajak pendapat ABC News/Ipsos, disebutkan bahwa tingkat dukungan terhadap Biden hanya 33 persen, lebih buruk dari tingkat dukungan terendah terhadap Trump sebagai presiden yang sebesar 36 persen.
Begitu pula dalam beberapa rangkuman survei terbaru yang tercantum dalam ensiklopedia dunia maya Wikipedia, terungkap bahwa agregasi poling yang dilakukan RealClearPolitics menyatakan bahwa bila dihadapkan langsung antara Trump versus Biden, maka Trump unggul dengan 45,5 persen melawan Biden yang mendapat 44,9 persen, sedangkan yang belum memutuskan 9,6 persen.
Selain itu, laman Race to the WH menunjukkan bahwa Trump memperoleh 44,8 persen melawan Biden yang mendapat 43,6 persen, sedangkan yang belum memutuskan 11,6 persen. Begitu juga dengan lembaga Decision Desk HQ/The Hill, menunjukkan keunggulan Trump (44,1 persen) melawan Biden (43,2 persen).
Dengan demikian, ada probabilitas bahwa Trump dapat menang dalam Pilpres AS 2024 untuk menjadi Presiden ke-47 negara adidaya tersebut. (Fadjar)
