Reaktor Fusi Nuklir Eropa Gunakan Air Laut, Tahan Plasma 30 Menit: Awal Revolusi Energi Bersih Dunia

adilnews | 24 July 2025, 04:40 am | 227 views

Oleh: Rismawati

Sebuah tonggak sejarah baru dalam dunia sains dan energi tercipta. Para ilmuwan dari Joint European Torus (JET) yang berlokasi di Oxfordshire, Inggris, berhasil menjalankan reaktor fusi nuklir berbahan dasar isotop dari air laut dan lithium, dan yang lebih mencengangkan: plasma di dalamnya berhasil dipertahankan stabil selama 30 menit penuh — jauh melampaui capaian sebelumnya. Lebih hebat lagi, reaksi ini tidak menghasilkan limbah radioaktif berbahaya.

Revolusi energi bersih itu tampaknya benar-benar dimulai, bukan di film fiksi ilmiah, tapi di laboratorium nyata.

Meniru Matahari di Bumi
Fusi nuklir adalah proses yang terjadi secara alami di dalam inti matahari — di mana atom-atom hidrogen bertumbukan dan menyatu menjadi helium, sambil melepaskan energi dalam jumlah luar biasa. Berbeda dengan reaktor fisi (pembelahan atom) yang menghasilkan limbah radioaktif dan berisiko tinggi, fusi nuklir justru dinilai lebih bersih, aman, dan nyaris tanpa dampak lingkungan.

Pada eksperimen terbaru di JET, ilmuwan menggunakan deuterium dan tritium — dua isotop hidrogen yang bisa diperoleh dari air laut dan lithium. Ini berarti bahwa pasokan bahan bakar untuk teknologi fusi hampir tidak terbatas. Satu liter air laut, secara teoritis, bisa menghasilkan energi setara dengan 300 liter bensin.

Reaktor JET berhasil menjaga plasma bersuhu lebih dari 100 juta derajat Celsius — sekitar enam kali lebih panas dari inti matahari — selama 30 menit penuh. Plasma adalah bentuk gas superpanas dan bermuatan listrik yang menjadi medan terjadinya proses fusi.

Biasanya, menjaga kestabilan plasma adalah tantangan utama. Sebagian besar reaktor hanya mampu mempertahankannya selama beberapa detik karena fluktuasi energi yang ekstrem. Namun kali ini, para ilmuwan memecahkan rekor dan membuka jalan menuju sistem fusi berkelanjutan.

“Ini bukan sekadar pencapaian teknis, tapi juga simbol keyakinan bahwa energi bersih tak terbatas bukan lagi mimpi,” kata Prof. Ambrogio Fasoli, Direktur EUROfusion, dalam konferensi pers virtual.

Tanpa Emisi, Tanpa Limbah
Salah satu keunggulan utama dari reaksi fusi adalah tidak adanya emisi karbon dan tidak menghasilkan limbah radioaktif jangka panjang. Produk akhir dari reaksi ini hanyalah helium, gas mulia yang tidak berbahaya dan tidak mencemari lingkungan. Tidak ada risiko pencemaran seperti pada reaktor fisi, dan tidak ada ketergantungan pada batu bara, gas, atau minyak.

Hal ini menjadikan fusi nuklir sebagai sumber energi terbersih dan paling aman yang pernah diciptakan manusia.

Meski pencapaian ini disambut dengan antusiasme tinggi di kalangan ilmuwan dan pemerhati lingkungan, para ahli mengingatkan bahwa tantangan besar masih ada. Reaktor JET adalah fasilitas eksperimental, dan untuk menjadikannya pembangkit energi komersial dibutuhkan pengembangan lanjutan dalam hal efisiensi, pendanaan, dan ketahanan material.

Proyek ITER di Prancis — reaktor fusi multinasional terbesar di dunia — saat ini sedang dibangun dan direncanakan mulai uji coba operasional sekitar tahun 2035. Jika sukses, maka reaktor generasi berikutnya (seperti DEMO) bisa mulai menyuplai listrik secara komersial sebelum pertengahan abad ke-21.

Akhir Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil?
Dengan pencapaian ini, dunia kini memiliki alasan baru untuk berharap pada masa depan yang bebas dari polusi, krisis energi, dan ketegangan geopolitik akibat rebutan sumber daya. Fusi nuklir dapat menjadi jalan keluar dari ketergantungan global terhadap batu bara dan minyak bumi — penyebab utama perubahan iklim.

Bayangkan dunia di mana energi bisa dihasilkan dari air laut, tanpa asap pabrik, tanpa limbah nuklir, dan tanpa konflik perebutan minyak. Dunia seperti itu bukan lagi utopia. Fondasinya sudah diletakkan hari ini, di sebuah reaktor di Inggris.

Penemuan ini tak hanya menandai revolusi dalam bidang energi, tapi juga memperlihatkan potensi nyata kerja sama ilmuwan lintas negara untuk mewujudkan solusi global.

Fusi nuklir berbahan dasar air laut bisa menjadi tulang punggung masa depan energi dunia, membuka era baru tanpa limbah, tanpa polusi, dan tanpa batas.

Kini, kita hanya tinggal menunggu kapan cahaya dari “matahari buatan” itu bisa menerangi rumah-rumah kita — dan mengubah dunia selamanya.

Berita Terkait