Mimpi Wujudkan Pelabuhan Bertaraf Internasional di Dekat KEK Kendal

adilnews | 25 May 2025, 11:03 am | 12 views

Oleh: Fadjar Pratikto

MAGELANG, ADILNEWS.COM- Tujuh tahun setelah MoU dengan kontraktor dari PT China Communications Construction Engineering Indonesia, proyek pengembangan pelabuhan Kendal bertaraf internasional belum juga berjalan sesuai harapan, bahkan kini kondisinya mangkrak

Kabar gembira, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, yang terletak di Jawa Tengah, mencatatkan pencapaian gemilang dengan menarik investasi sebesar Rp 141 triliun dalam kurun waktu delapan tahun sejak 2016 hingga 2024. Dari total investasi tersebut, sekitar Rp 86 triliun sudah terealisasi, yang menunjukkan kemajuan signifikan pengembangan kawasan ini.

Puncak kedatangan investor terjadi pada tahun 2023-2024, di mana banyak pengusaha yang melakukan relokasi atau memperluas bisnis mereka ke kawasan ini. Hal ini menunjukkan KEK Kendal semakin menarik minat investor baik dari dalam negeri maupun qluar negeri.

“Investasi yang berhasil ditarik mencapai Rp 141 triliun, dengan Rp 86 triliun yang sudah terealisasi. Angka ini 1tentunya akan terus bergeser seiring berjalannya waktu karena proses yang dibutuhkan para investor untuk beradaptasi dan memulai operasi di Indonesia,” jelas Executive Director KEK Kendal, Juliani Kusumaningrum dalam acara media gathering di Jakarta Pusat pada 27 Februari 2025 lalu.

Hingga saat ini, KEK Kendal telah mengklaim kedatangan 124 perusahaan, dengan sekitar 39% di antaranya berasal dari Tiongkok. Selain itu, sekitar seperempatnya berasal dari Indonesia, dan sisanya merupakan investor dari negara-negara seperti Hong Kong, Korea Selatan, serta Jerman.

Mimpi Pelabuhan Internasional
Di tengah keberhasilan investasi, nasib pembangunan pelabuhan Kendal yang berlokasi di Kaliwungu ini masih gelap. Tujuh tahun lalu, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III telah meneken kerja sama dengan dua perusahaan internasional asal Tiongkok dan Singapura untuk mengembangkan pelabuhan internasional di Kendal. PT China Communications Construction Engineering Indonesia dan PSA International Pte Ltd. telah menandatangani nota kerja sama (MoC) dengan
PT Pelindo III di Jakarta pada 6 Juni 2018 lalu.

Waktu itu, Ari Askhara CEO Pelindo III menandatangani MoC itu bersama Fan Fiyeng, President Director PT China Communications Construction Engineering Indonesia serta Seow Hwee, Head of Terminal Services PSA International Pte Ltd. Ari Askhara mengatakan, pembangunan Kendal lnternational Port memerlukan investasi sebesar Rp4 triliun. Baik untuk infrastruktur pelabuhan dan suprastrukturnya.

Selama ini, PT China Communications Construction Engineering Indonesia bergerak di bidang Jasa Konstruksi, sedangkan PSA Indonesia Pte Ltd. adalah perusahaan operator jasa pelabuhan di Asia, Eropa, dan Amerika, yang berpusat di Singapura. Pelindo III yakin kedua perusahaan asing itu mampu mewujudkan pelabuhan internasional di Kendal.

Kerja sama dengan dua perusahaan ini, tidak terbatas pada perencanaan saja. Tapi juga pengembangan, pembangunan, pengoperasian, sampai investasi dan pendanaan Pelabuhan Kendal. Tidak hanya itu, kerja sama ini juga bertujuan agar ada masukan atas rencana pengembangan pelabuhan. Seperti studilingkungan, studi perencanaan, studi geoteknik, studi pengembangan wilayah, desain lay out dan teknispelabuhan, desain operasional, analisa potensi pasar, dan kelayakan proyek.

Pelabuhan Kendal sendiri merupakan bagian dari pengembangan Greater Semarang Port. Pelabuhan ini dibangun terintegrasi dengan Kawasan Industri Kendal (KIK) yang sudah diresmikan pada awal 2017. Dengan demikian terdapat dua sumber kargo bagi Kendal, yaitu KIK seluas 2700 ha sebagai hinterland utama, dan limpahan dari Terminal Petikemas Semarang yang diprediksi overload pada tahun 2021. Selain itu, keterlibatan PSA diharapkan mampu menggandeng operator pelayaran Internasional untuk singgah di Kendal.

Pengembangan pelabuhan Kendal ini memang diperlukan untuk mendukung sarana dan prasarana kawasan industri yang sudah menjadi KEK itu. Pelabuhan Kendal di dekat KEK juga menjadi salah satu fasilitas yang menarik yang akan diandalkan bagi para investor. Selain itu, pengembangan Pelabuhan Kendal diharapkan bisa menunjang Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, yang merupakan gerbang ekspor-impor utama di Jateng.

Proyek Mangkrak
Dibangun diatas lahan seluas 63 hektar, dan memiliki dermaga multipurpose sepanjang 218 meter. Pelabuhan Tanjung Kendal pernah diresmikan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pada 21 Februari 2016. Sejak 2001 pelabuhan ini dibangun dengan menelan dana lebih dari Rp.500 miliar, yang diharapkan menjadi pintu gerbang maritim Kabupaten Kendal.

Saat ini Pelabuhan Kendal baru memiliki satu buah dermaga. Sebelumnya Pelindo III bersama PT China Communications Construction Engineering Indonesia dan PSA International Pte Ltd. berencana membangun tiga hingga lima dermaga lagi, menambah dalam kolam sandar hingga 10 meter, menambah peralatan bongkat muat, dan lapangan penumpukan hingga kapasitas 100.000 TEU per tahun.

Sebagai pelabuhan penyeberangan, pelabuhan Kendal memang sudah berjalan beberapa tahun meski ternyata terjadi pendangkalan yang belum bisa ditangani. Sementara sebagai pelabuhan niaga yang terletak di sebelah baratnya sama sekali belum berjalan. Padahal pemerintah berambisi meningkatkan pelabuhan ini menjadi bertaraf internasional guna memenuhi kebutuhan perkembangan KEK dan menarik investasi asing.

Praktis pelabuhan ini lebih banyak digunakan untuk penyebrangan dari Kendal menuju Kumai Kalimantan Timur. Namun, beberapa bulan terakhir kondisinya juga mangkrak. KMP Kali Bodri sudah tidak lagi beroperasi di pelabuhan ini sejak Oktober 2024.

Lebih ironis lagi, pelabuhan Kendal kini malah beralih fungsi menjadi tempat pemancingan umum. Berdasarkan liputan Kompas.com pada 14 April 2025, disebutkan di lokasi pelabuhan, suasana tampak lengang dari aktivitas bongkar muat yang semestinya menjadi rutinitas utama sebuah pelabuhan. Yang terlihat justru puluhan warga lokal duduk santai sambil menunggu kail pancing mereka disambar ikan.

Tidak ada kesibukan berarti di pelabuhan ini kecuali beberapa bus besar terparkir di halaman, serta suara canda beberapa pekerja Korea dari Kawasan Industri Kendal yang lokasinya berdampingan dengan pelabuhan ini. Pemandangan halaman pelabuhan juga tidak menggambarkan kemegahan sebuah proyek bernilai Rp 567 miliar ini.

Rumput liar tumbuh tak terkendali di beberapa sudut, taman-taman kecil dipenuhi ranting kering dan barang-barang rusak yang dibiarkan begitu saja. Gedung perkantoran pelabuhan terlihat tak terurus, bahkan sebagian besar ruang kerja telah kosong karena tidak adanya aktivitas operasional kapal.

Eko Sulis, salah satu pegawai Sahbandar dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah yang masih bertahan di lokasi, menuturkan bahwa aktivitas pelabuhan mulai terhenti sejak kapal KMP Kalibodri tidak bisa lagi bersandar di dermaga akibat pendangkalan yang cukup parah. “Lebaran tahun lalu kapal masih beroperasi, tapi tahun ini sama sekali sudah tidak ada aktivitas kapal,” ujarnya seperti dikutip Kompas.com.

Menurut catatan Kementerian Perhubungan, pelabuhan inu awalnya dirancang sebagai pelabuhan pengumpan regional yang akan mendukung aktivitas ekonomi di sekitar Kendal dan Semarang, terutama Kawasan Industri Kendal. Belakangan Pelindo III ingin menjadikannya sebagai pelabuhan bertaraf internasional. Namun karena kendala dana dan teknis pembangunan pelabuhan Kendal mangkrak di tengah jalan. Dua perusahaan dari Tiongkok dan Singapura yang sudah berkomitmen ternyata tak bisa diandalkan juga.

Pemerintah pun nampaknya masih bertekad melanjutkan pembangunan Pelabuhan Kendal, bahkan lebih ambisius. Kepala Administrator KEK Tjertja Karja Adil memastikan bahwa Pelabuhan Kendal yang saat ini kondisinya mangkrak akan segera dibangun kembali sebagai pelabuhan bertaraf internasional.

“Pelabuhan ini akan dibangun bertaraf internasional. Saat ini perijinannya sedang berproses di kementrian terkait. Dan proses pembangunan pelabuhan sudah digambar dan ada planningnya,” kata Tjertja Karja Adil di Guest Room Head Office KIK pada 25 Februari 2025.

Proses pembangunan Pelabuhan Kendal bertaraf internasional katanya sudah masuk dalam rencana induk. Saat ini hanya memerlukan proses koordinasi antar kementrian terkait, termasuk dalam mencari siapa kontraktornya dalam melakukan pembangunan. Jadi serius nih mau lanjut? *****

Berita Terkait