
MADIUN, ADILNEWS.COM – Gerombolan separatis Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) kembali membuat pernyataan, menggorok leher seorang anggota Polri di area RSUD Dekai Jl. Jenderal Sudirman, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Rabu malam (28/05/2025) pukul 22.00 WIT.
Peristiwa itu menyusul dua rekan korban sesama anggota Polri, yang ditembak gerombolan yang sama beberapa jam sebelumnya, Rabu malam (28/05/2025) pukul 19.20 WIT. Kedua korban ditembak di halaman depan RSUD Wamena saat keduanya berada di bangku depan mobil dinas Satlantas.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, dalam Siaran Pers yang diterima adilnews.com, Kamis (29/05/2025) pukul 08.56, mengatakan anggota Polri yang digorok lehernya itu bernama Bripda Jonsua Nainggolan. Dan korban, menurut Sambom, tercatat sebagai anggota Polres Yahukimo. Korban yang tergeletak bersimbah darah di lehernya, langsung dievakuasi aparat dibantu warga dan dilarikan ke RSUD Dekai guna perawatan.
Kesehatan korban dalam kondisi kritis dengan pendarahan hebat di sekitar lehernya. Korban terbaring di emergency bed mengenakan celana panjang dan kaus warna gelap yang basah darah.
Bunyi Siaran Pers lebih lanjut, sebelum akhirnya ditebas menggunakan sebilah parang di bagian leher, mata dan pinggang, gerombolan pengkhianat bangsa itu telah melakukan pengintaian terhadap diri korban. Selama empat bulan terakhir gerak-gerik korban diketahui sering mondar-mandir di seputaran RSUD Dekai.
“Eksekusi itu kami lakukan, sebab selama empat bulan kami memantau gerak-geriknya setiap saat berkeliaran di seputaran RSUD Dekai. Tugas aparat bukan di lingkungan rumah sakit. Aparat bukan untuk mengawal tenaga medis,” alasan Sambom.
Corong narasi perjuangan Papua Merdeka itu berdalih, kehadiran aparat keamanan di lingkungan rumah sakit dapat mengganggu ketenangan para pasien yang sedang dalam perawatan. Karena itu, pinta Sambom, Pemerintah Indonesia diharap segera menarik seluruh pasukan militer dari lingkungan rumah sakit.
Sambom juga menuduh aparat militer Indonesia telah memanfaatkan sejumlah fasilitas umum, berupa gedung sekolah dan gereja untuk dijadikan sebagai Pos Pengamanan Militernya. Menurutnya, itu mengganggu proses belajar mengajar dan warga yang akan beribadah.
Lebih lanjut, katanya, demi keselamatan semua warga masyarakat pengguna kendaraan bermotor roda dua dan empat, diminta tidak mengenakan helm berkaca gelap, masker dan kaca gelap pada mobil. Jika melanggar, tidak segan pihaknya akan segera mengeksekusi mati, lantaran dianggap sebagai bagian dari mata-mata militer Indonesia.
Serangan terhadap anggota Polri yang bertujuan membentuk Negara Papua itu, jelas Sambom, dilakukan anggota OPM di bawah jajaran Kodap XVI Yahukimo yang dipimpin Mayor OPM Yosua Sobolim, selaku Komandan Batalyon Sisibia, dan Mayor OPM Kempes Matuan, selaku Komandan Operasi Batalyon Sisibia.
Sementara menjawab adilnews.com melalui pesan pendek, Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo, membenarkan adanya insiden yang menimpa anggota Polri di area RSUD Dekai tersebut.
Korban, jelas Yusuf Sutejo, dalam keadaan sadar dan sudah dievakuasi dari RSUD Dekai, untuk menjalani perawatan lanjutan di RS Bhayangkara, Jayapura. Korban mengalami banyak luka akibat senjata tajam pada tubuhnya beberapa bagian tubuhnya.
Diterangkannya, saat kejadian anggota Polres Yahukimo itu sedang membesuk salah seorang keluarganya yang menjalani rawat inap di RSUD Dekai. Dalam pada itu, korban tidak membawa senjata api atau lainnya, lantaran tidak sedang bertugas menjaga keamanan rumah sakit.
“Iya benar (peristiwa pembacokan terhadap anggota Polri). Korban menderita banyak luka bacok. Korban tidak bawa senjata, lantaran sedang membesuk keluarganya yang sakit di RSUD. Korban dalam kondisi sadar dan sekarang sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara,” kata Yusuf Sutejo.
Menurutnya, pelaku diperkirakan 2 orang dan saat pembacokan berlangsung suasana di sekitar lokasi kejadian dalam keadaan gelap karena terjadi lampu padam. Selain itu, wilayah sekitar RSUD Dekai sedang terjadi hujan deras.
Aparat kepolisian Polres setempat saat ini masih melakukan penyelidikan, termasuk memintai keterangan sejumlah saksi mata yang mengetahui kejadiannya. (fin)
