Petugas Keamanan Sidang UNPFII PBB Sita Narasi Free Papua, Free Maluku dan Free Aceh

adilnews | 24 April 2025, 15:15 pm | 60 views

MADIUN, ADILNEWS.COM – Petugas keamanan yang mengawasi jalannya sidang UNPFII PBB, menyita tiga lembar kertas ukuran folio bernarasi Free Papua, Free Maluku dan Free Aceh. Narasi berbau separatisme itu dirampas dari tangan tiga orang asal berbagai daerah di Indonesia, yang mengikuti sidang di Markas Besar PBB, New York, Senin (21/04/2025).

Penyitaan tersebut dilakukan keamanan sidang, United Nations Department of Safety and Security (UNDSS), saat akan dimulainya sidang United Nations Permanent Forum on Indigenous Issue (UNPFII), forum tetap PBB tentang isu-isu masyarakat adat.

Ketiga lembar kertas berisi pesan ideologi politik (separatisme) itu, awalnya diletakkan tertelungkup di atas meja ketiga warga asal Indonesia yang masing-masing mengenakan aksesoris adat Papua, Maluku dan Aceh.

Petugas keamanan UNDSS akhirnya merampas kertas tersebut, setelah Letkol TNI Paulus Pandjaitan, Asisten Penasihat Militer Perwakilan Tetap Republik Indonesia (Aspenmil PTRI) di New York, mendesak otoritas keamanan setempat.

Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, membenarkan insiden tersebut saat dikonfirmasi adilnews.com melalui pesan pendek, Kamis (24/04/2025). Bahkan dia juga mengirim video berdurasi 0.46 detik, berisi perampasan tiga lembar kertas oleh petugas UNDSS.

“(Kolonel TNI) Paulus Panjaitan, anaknya Luhut Binsar Pandjaitan (Ketua Dewan Ekonomi Nasional) dobrak masuk ruang sidang PBB di New York. Dia membawa sekuriti (UNDSS) untuk keluarkan diplomat Papua Barat, Aceh dan Maluku dari sidang Permanent Indigenous People. Itu mempermalukan wajah Indonesia di mata Dunia,” kata Sambom.

Menurutnya, wakil dari Papua Barat, John Anari, beserta dua rekannya dari Aceh dan Maluku itu delegasi resmi. Mereka, sambung Sambom, punya hak menyampaikan laporan tentang pelanggaran HAM oleh pemerintah Indonesia selama 64 tahun.

Terkait perampasan tiga lembar kertas oleh petugas UNDSS, Sambon mencurigai, sekuriti itu telah menerima suap dari delegasi Indonesia yang turut hadir dalam sidang UNPFII PBB tersebut.

“Sekuriti itu dicurigai telah menerima suap dari delegasi Indonesia,” ucap Sambom.

Menjawab pertanyaan adilnews.com melalui pesan pendek, Kamis (24/04/2024), John Anari, aktivis Korp Relawan Papua (PVK), organisasi sayap OPM, yang mengikuti sidang di Markas Besar PBB, membenarkan perampasan kertas oleh petugas UNDSS tersebut.

Dikatakannya, orang Indonesia yang lapor (soal tiga lembar kertas) kepada petugas UNDSS tersebut adalah Kolonel TNI Paulus Pandjaitan, anak Luhut B Pandjaitan.

“Benar ada perampasan kertas itu. Itu yang nyuruh kan Kolonel (TNI) Paulus Pandjaitan anaknya Luhut Pandjaitan. Hasil sidang nanti bulan Juni, sekarang sidang masih berlangsung. Hari Jumat saya kirim videonya, Bang,” cetus John Anari. (fin)

Berita Terkait