JAKARTA- Subvarian Omicron JN.1.1, JN.1, dan JN.1.39 telah memicu peningkatan Kasus Covid-19 di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau agar masyarakat untuk tetap waspada.
Berdasarkan data laporan mingguan nasional Covid-19 Kemenkes periode 12-18 Mei 2024, terdapat 19 kasus terkonfirmasi, 44 kasus rawat ICU, dan 153 kasus rawat isolasi. Tren positivity rate mingguan berada di angka 0,65% dengan nol kematian. Jumlah orang yang dites per minggu mencapai 2.474 orang.
Melansir EMC Healthcare, varian virus corona JN.1 merupakan turunan dari varian BA.2.86 yang dikenal juga dengan varian Pirola dari Omicron. Varian ini pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada September 2023 dan menjadi varian virus paling umum yang menyebar di seluruh negeri.
Sebelumnya lonjakan kasus Covid-19 varian KP.1 dan KP.2, juga melanda Singapura dari 13.700 kasus selama 28 April sampai 4 Mei, menjadi 25.900 kasus (5-11 Mei). Rata-rata kasus yang masuk rumah sakit di Singapura mengalami kenaikan dari 181 kasus (minggu ke-18) menjadi 250 kasus (minggu ke-19).
Namun, rata-rata kasus yang masuk Unit Perawatan Intensif (ICU) harian tetap rendah, yaitu 3 kasus (minggu ke-19) dan 2 kasus (minggu ke-18).
Atas munculnya kembali kasus COVID varian baru, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk berhati-hati. Menurut Ketua Umum PP IAKMI Dedi Supratman, SKM, MKM, prinsipnya adalah dengan peningkatan covid-19 ini Indonesia harus meningkatkan kewaspadaan dini, apalagi negara tetangga Singapura menunjukkan tren peningkatan kasus.
“Pemerintah harus menggencarkan kembali upaya promosi kesehatan dan penegakkan protokol kesehatan agar tidak terjadi lonjakan kasus, terutama bagi orang yang punya gejala covid 19 varian baru ini,” tandas Dedi Supratman kepada ADIL News.
Selain itu, lanjut Dedi, Indonesia juga harus memperkuat upaya surveilens dan imunisasi kembali serta mempersiapkan manajemen klinis di fasilitas kesehatan utk antisipasi terjadinya lonjakan kasus covid-19 di Indonesia. Pemerintah kita juga harus kembali memperkuat skrining, terutama dari pelaku perjalanan dari luar negeri.
Namun menurut Dedi Supratman, kunci semuanya adalah penguatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). “Ini penting, bukan hanya untuk mencegah Covid, tapi juga mencegah berbagai penyakit lainnya,” tutur Dedi. (Fadjar)