Dalam beberapa tahun terakhir ini, gaya hidup keto fastosis telah menjadi alternatif diet bagi orang yang ingin menguruskan badan. Hasilnya memang sangat efektif untuk melangsingkan badan. Dalam waktu 6 bulan sudah terlihat hasilnya. Menakjubkan. Tak hanya langsing, manfaat kesehatan juga bisa dirasakan bagi yang menjalaninya dengan serius.
Gaya hidup ini mungkin bisa dianggap cukup ekstrim lantaran sama sekali tidak boleh makan karbohidrat dan gula. Bagi orang yang menjalani ketofastosis berarti tidak boleh makan nasi dan sejenisnya termasuk makanan berbahan tepung seperti roti dan kue. Tidak hanya itu, anda tidak boleh lagi minum air manis dan makan makanan yang rasanya manis seperti kue dan sejenisnya. Disitulah tantangan diet ini.
Sebaliknya diet ketofastosis ini justru menuntut kita untuk makan makanan yang mengandung lemak tinggi, seperti kuning telur, jeroan, kulit dan sebagainya. Full lemak. Padahal dulu bagi kita yang pernah diet konvensional berpantang makan lemak dan sejenisnya. Inilah enaknya diet ketofastosis, bebas makan apa saja yang mengandung lemak tinggi.
Namun pola makan dalam diet ini juga mesti ketat. Ada waktu makan tertentu bagi yang mau memulai diet ini. Misalnya pagi tidak boleh makan, paling hanya bisa minum air tawar, teh hijau dan minyak kelapa (VCO). Kalau mau ada rasa manisnya bisa ditambah gula rendah kalori yang banyak tersedia di pasaran. Baru setelah lewat pukul 12.00 bisa makan besar makanan berlemak tinggi. Buah-buahan juga tidak boleh sembarangan dimakan karena kebanyakan buah mengandung gula. Jadi yang boleh dimakan hanya alpukat. Waktu makan pun dibatasi sampai jam 8 malam, lewat dari itu harus puasa makan.
Dalam 3 – 6 bulan pertama, diet keto bisa membantu menurunkan berat badan lebih banyak dibandingkan metode diet lain. Hal ini mungkin disebabkan oleh proses perubahan lemak menjadi energi butuh kalori yang lebih banyak daripada karbohidrat. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa diet keto lebih direkomendasikan daripada diet rendah lemak.
Efek Kesehatan
Adapun manfaat diet keto untuk berbagai masalah kesehatan yang telah disebutkan di atas, yaitu:
– Mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2.
– Mengontrol kejang pada penderita epilepsi, khususnya anak.
– Menurunkan risiko penyakit jantung. Kadar insulin yang rendah akibat asupan karbohidrat yang juga rendah, membuat produksi kolesterol dalam tubuh berkurang. Artinya, tekanan darah akan lebih stabil dan risiko penyakit jantung pun bisa diminimalisir.
– Mengurangi risiko penyakit saraf, termasuk Alzheimer, Parkinson, dan gangguan tidur.
Diet keto juga dikatakan dapat membantu mencegah timbulnya jerawat dan memperlambat pertumbuhan sel kanker, serta menghambat peradangan pada asam urat.
Langkah Persiapan
Pastikan dan bulatkan niat untuk mengikuti gaya hidup ketofastosis (KF). Bila sudah yakin, segeralah persiapkan amunisi pelengkapnya. Wajib tidak nya konsumsi amunisi harus memahami fungsi dari amunisi terkait, fungsi amunisi bisa dilihat di video berikut: https://youtu.be/EGdLZxmzIYs
Daftar Amunisi untuk mendukung lancarnya proses adaptasi dan peralihan metabolisme tubuh ke Ketosis:
– VCO – Virgin Coconut Oil (bukan EVOO yaa)
– Himalaya Salt / Garam Krosok
dikonsumsi dalam bentuk Ponari (Pocari buatan sendiri) >> https://youtu.be/fJxj_kib770
– Teh hijau
– Air kaldu (Kaldu rebus tulang, ceker dsb)
– Imunator Honey – IH (opsional, lebih disarankan apabila ada sakit berat dan menahun)
Diusahakan start awal KF dengan mengecek gula darah puasa (GDP) dihari pertama KF, di jam 9-10 pagi. Jangan lebih atau kurang dari jam tersebut. Setelah 3 hari – 1 minggu cek GDP lagi di jam yg sama.
Di Ketofastosis Lifestyle (KFLS) patokannya adalah GDP, yaitu stabil di bawah angka 80 mg/dL, yang akan dijadikan acuan untuk melanjutkan ke fase berikutnya.
Jika bisa lebih rendah lebih bagus, terutama untuk tujuan theuropatic/ pengobatan, dengan range GDP 55-65. Namun tidak boleh memaksakan tubuhnya untuk bisa mencapai angka GDP tersebut.
Protokol Keto Fastosis
Fase pelaksanaan KFLS dimulai dari fase Induksi.Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Persiapkan
– Sediakan Immunator Honey (IH), Virgin Coconut Oil (VCO) dan Teh Hijau.
– Stop makan jam 8 malam, dan buka puasa jam 12 siang esoknya. Jika tubuhnya belum mampu, boleh bertahap penerapan puasanya.
– Selama jendela puasa sejak jam 8 malam hingga jam 12 siang esoknya, hanya boleh masuk: IH (opsional), VCO, Air putih, Kopi/teh (tanpa gula/pakai diabetasol), Ponari / air kaldu.
– Sejak jam 12 siang hingga jam 8 malam, itu adalah jendela makannya.
Apa yang dimakan harus berasal dari sumber hewani (ikan, ayam, telur, daging, seafood dsb), dengan syarat tidak ada tepung, gula, kecap dalam proses memasak / mengolahnya.
– Tepung yang dimaksud disini yakni semua jenis tepung seperti terigu, sagu, maizena dsb (perhatikan dan teliti terhadap olahan tepung seperti bakso, sosis, kornet, somay, nugget dsb).
– Gula yang dimaksud, yakni semua jenis gula seperti gula pasir, gula batu, gula jawa, gula aren dsb
– Kecap yang dimaksud tentu kecap manis.
Sedangkan bumbu-bumbu masakan dibolehkan asal tidak berlebihan pemakaiannya seperti bawang putih/merah, jahe, kunyit, dsb).
– Buah yang diperbolehkan hanya Alpukat dan Zaitun, namun tidak wajib konsumsinya.
– Sumber serat (opsional) di fase induksi yaitu Alpukat, Cincau Hijau, Rumput laut, dan Psyllium Husk. Itu sifatnya dibolehkan, namun tidak wajib juga konsumsi, karena serat itu tidak bisa dicerna oleh tubuh.
– Teh Hijau boleh diminum setiap selesai makan apapun di jendela makan. Namun jika muncul gejala tidak nyaman di badan apalagi sampai mengganggu tidur malamnya, boleh distop.
– Makan bisa berkali-kali di jendela makan, dan berhenti makan apabila sudah kenyang.
– Immunator Honey (IH) secara opsional, boleh diminum 4 – 6 x 1/2 sendok teh (dewasa) atau 4 – 6 x 1/4 sendok teh (anak-anak).
– Virgin Coconut Oil (VCO) diminum 4 – 6 x 1 atau 2 sendok makan (dewasa) atau 4 – 6 x 1/2 atau 1 sendok makan (anak-anak). Namun jika muncul gejala eneg dan mual, jangan diteruskan
– Jika kondisi tubuh nya segar dan fit saat bangun tidur, boleh diusahakan untuk memperpanjang jam puasa dengan menunda buka puasa ke jam yang lebih sore di hari itu. Jika tidak segar dan fit, jangan memaksakan memperpanjang jam puasa ya dulu.
Sebagai contoh, stop makan jam 8 malam, jika besok pagi bangun kondisi badannya segar dan fit, boleh dicoba buka puasa nya jam 1 atau 2 siang. Sehingga jendela makan makin pendek dan membatasi kemampuan makan di jendela makannya.
– Setelah minimal 7 hari di Fase induksi, dan telah mendapatkan GDP di bawah angka 80mg/dL, maka bisa lanjut ke Fase berikut nya, yaitu Fase Konsolidasi, dengan jendela puasa minimal 18 jam sehari
Bila belum bisa mencapai angka GDP tersebut, tetap lanjutkan di fase induksi selama 3 hari – 7 hari lagi ke depannya, dan seterusnya.
Usahakan kontrol GDP per 3 hari atau per 7 hari, selama di fase induksi, agar bisa digunakan sebagai acuan pindah ke fase berikutnya.
Selalu menerapkan 5 poin pilar berikut ini dengan catatan mengikuti sinyal tubuh nya masing-masing di diri sendiri, bukan apa kata orang lain.
5 Pilar Ancestral
1. BerPUASA (lebih panjang Jendela Puasa dari pada Jendela Makan).
2. Sangat rendah karbohidrat (lebih banyak makan Hewani dari pada Nabati).
3. Banyak aktivitas fisik (lebih sering bergerak/olahraga dari pada duduk).
4. Rendah stress (Ibadah/rekreasi/pikiran positif).
5. Tidur yang berkualitas (tidur sebelum jam 10 malam)
Pada pilar 1 dan 3 merupakan pilar yang memberi stress ke tubuh, sedangkan pilar 2 dan 4 merupakan pilar relaxing nya tubuh. Pilar 5 merupakan pilar yang mereset keseimbangan porsi stress (dari pilar 1 dan 3) dan porsi relax (dari pilar 2 dan 4).
Jangan pernah melaksanakan 5 pilar KFLS ini seperti checklist absensi harian, karena justru akan berpotensi tidak seimbang usaha pilar 1 dan 3, dibanding porsi pilar 2 dan 4.
Simak video “Kesalahan-Kesalahan Penerapan Protokol KFLS” berikut:
Pantangan Makan
– Sumber karbohidrat yang harus dihindari adalah segala jenis beras : beras biasa/organik, beras merah, beras hitam, ketan putih, ketan hitam, dsb. Termasuk turunan beras seperti: tepung beras, kue beras, dsb.
– Sereal dan turunannya : gandum, oatmel dsb.
– Segala jenis tepung : tepung jagung, tepung tapioka, tepung sagu/kanji, dsb. Juga turunan tepung: mie, krupuk, kue, roti, pasta, jajanan berbalut tepung, gorengan (kulit dari tepung), dsb.
-Gula seperti gula pasir, gula jawa, gula batu, gula aren, minuman kotak kemasan, minuman botol, soda, permen, dsb.
– Susu dan turunannya: susu full cream, susu skim, susu kental manis, susu UHT, susu kedelai, yoghurt dengan rasa, es krim, dsb (kecuali susu yang sudah difermentasi sehingga kandungan karbohidratnya berkurang/hilang seperti keju, whipped cream, cream cheese, yoghurt plain, dan kefir).
– Umbi-umbian : singkong, ubi jalar, kentang.
Jika kadar GDP selama 7 hari di fase Induksi sudah stabil < 80 mg/dl, boleh melanjutkan ke Fase Konsolidasi (jendela Puasa minimal 18 jam).
Bersambung……