Kunjungan Prabowo Subianto ke China: Tinjauan Geopolitik di Kawasan Asia

adilnews | 6 April 2024, 08:32 am | 269 views

Oleh: Fadjar Pratikto*

Selama tiga hari, Presiden RI terpilih Prabowo Subianto, melakukan kunjungan penting ke Beijing, China, untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Pertemuan ini menandai langkah penting dalam hubungan bilateral antara Indonesia dan China serta memberikan dampak yang signifikan dalam konteks geopolitik di kawasan Asia, termasuk keamanan di Laut China Selatan.

Salah satu fokus utama kunjungan ini adalah meningkatkan kerja sama dalam bidang pertahanan dan keamanan antara kedua negara. Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara dan kekuatan maritim yang diperhitungkan, memiliki peran penting dalam stabilitas dan keamanan regional. Dengan menjalin kerja sama yang erat dengan China, Indonesia berpotensi memperkuat kapasitas pertahanannya dan mendukung stabilitas kawasan.

Selain itu, kunjungan ini juga dapat dipandang sebagai langkah diplomasi yang penting bagi Prabowo, yang kini masih menjabat Menteri Pertahanan dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pertemuan dengan Presiden Xi Jinping dapat membuka pintu bagi lebih banyak kesepakatan ekonomi dan politik antara Indonesia dan China, yang dapat memberikan kontribusi bagi kedua negara tersebut.

Dampak Signifikan
Namun, dampak kunjungan ini tidak hanya terasa di tingkat bilateral antara Indonesia dan China, tetapi juga memiliki implikasi geopolitik yang lebih luas di kawasan Asia. China telah lama menjadi aktor utama dalam dinamika keamanan regional, dan pertemuan antara Prabowo dan Xi Jinping secara tidak langsung dapat memperkuat posisi China dalam kawasan tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kecurigaan di antara negara-negara tetangga Indonesia yang mungkin mengkhawatirkan peningkatan pengaruh China di kawasan tersebut. Terlebih sebelumnya China bertindak cukup agresif di Laut China Selatan, yang membuat sejumlah negara di Asia Tenggara berkonflik dengannya, terakhir kasus Filipina.

Selain itu, kunjungan ini juga dapat memengaruhi dinamika politik di dalam negeri Indonesia. Prabowo Subianto, sebagai tokoh politik yang berpengaruh, mungkin akan mendapat kritik atau dukungan dari berbagai pihak terkait dengan kunjungannya ke China. Apalagi proses gugatan terhadap hasil pemilihan presiden 2024 di Mahkamah Konstitusi masih berlangsung Hal ini juga dapat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap hubungan Indonesia-China serta arah kebijakan luar negeri Indonesia ke depannya.

Secara keseluruhan, kunjungan Prabowo ke China untuk bertemu dengan Xi Jinping memiliki dampak yang signifikan dalam geopolitik di kawasan Asia. Selain memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan China, kunjungan ini juga dapat memengaruhi dinamika keamanan regional serta politik dalam negeri di Indonesia. Perkembangan selanjutnya dalam hubungan antara kedua negara ini akan terus menjadi perhatian penting bagi komunitas internasional.

China Diuntungkan
Bagaimanapun kunjungan Prabowo ke China berpotensi memberikan beberapa keuntungan bagi Partai Komunis China (PKC), terutama dalam konteks kebijakan One China Policy dan investasi.

Dalam konteks One China Policy, hal ini dapat diinterpretasikan sebagai dukungan tersirat dari Indonesia terhadap klaim kedaulatan China atas Taiwan, yang merupakan salah satu aspek utama dari kebijakan tersebut. Penguatan hubungan bilateral ini dapat memperkuat posisi China dalam upaya menjaga konsensus regional terkait isu-isu sensitif seperti Taiwan.

Selain itu, kunjungan Prabowo ke China bisa semakin membuka pintu bagi lebih banyak investasi China di Indonesia, yang dapat memberikan dukungan ekonomi bagi kedua negara. Dalam konteks One China Policy, investasi China di Indonesia juga dapat dianggap sebagai upaya memperkuat hubungan ekonomi antara kedua negara, yang dapat mengkonsolidasikan dukungan Indonesia terhadap kebijakan tersebut.

Melalui kunjungan ini, China juga dapat memperkuat pengaruhnya di Indonesia dan kawasan sekitarnya. Dengan menjalin hubungan yang erat dengan tokoh-tokoh penting dalam pemerintahan Indonesia seperti Prabowo, China dapat memperluas jaringan politiknya dan memperkuat posisinya dalam dinamika geopolitik regional. Ini dapat membantu China dalam mencapai tujuan hegemoni strategisnya di kawasan Asia Tenggara.

Masalah Keamanan LCS
Pertemuan Prabowo dengan Xi Jinping dapat membuka pintu bagi peningkatan kerja sama pertahanan antara Indonesia dan China. Ini dapat memengaruhi dinamika keamanan di Laut China Selatan karena China merupakan salah satu aktor utama di kawasan tersebut. Penguatan kerja sama ini dapat mencakup pelatihan militer bersama, pertukaran intelijen, atau bahkan peningkatan pengawasan bersama terhadap aktivitas maritim di kawasan tersebut.

Hal itu juga dapat memicu diskusi di dalam negeri Indonesia tentang kebijakan luar negeri Indonesia terkait dengan Laut China Selatan. Sebab meskipun Indonesia tidak mengakui klaim China atas Kepulauan Natuna Utara lewat Sembilan Garis Putus-putus, namun sikap pemerintah cenderung pasif ketika ada provokasi dari nelayan atau patroli penjaga pantai dari China. Indonesia tidak ingin bersikap tegas, berbeda dengan sikap Filipina yang lebih garang seperti insiden tabrakan kapal Filipina dengan kapal penjaga pantai China di Laut China Selatan pada 6 Maret 2024 lalu.

Prabowo mungkin juga akan menghadapi tekanan untuk mengklarifikasi posisi Indonesia dalam sengketa wilayah tersebut, termasuk upaya untuk menegaskan kedaulatan Indonesia atas Kepulauan Natuna Utara. Reaksi yang dihasilkan dari kunjungan tersebut dapat mempengaruhi dinamika keamanan di kawasan tersebut dan persepsi negara lain terhadap klaim Indonesia.

Masalah lainnya, jika ada perjanjian atau kesepakatan tertentu yang dicapai kedua megara selama kunjungan tersebut. Jika Indonesia menekankan pentingnya kedaulatan dan keamanan di Kepulauan Natuna, hal ini dapat menimbulkan reaksi atau tanggapan dari China, yang dapat mempengaruhi hubungan bilateral kedua negara. Ini juga dapat mempengaruhi persepsi negara-negara lain di kawasan terhadap kedua negara tersebut.

  1. *Penulis adalah pemerhati geopolitik-China

*Penulis adalah Pemimpin Redaksi www.adinews.com, sekaligus pengamat geopolitik

Berita Terkait