
Dalam analisa Data Pandas, Tiongkok berada di posisi teratas sebagai negara yang paling tidak disukai. Mengingat pengaruh globalnya yang meningkat dan isu-isu kontroversial yang terus berlanjut seperti hak asasi manusia khususnya penganiayaan global terhadap pengikut Falun Gong (Falun Dafa) dan sengketa wilayah di Laut China Selatan dan Taiwan, hal ini mungkin mencerminkan kekhawatiran global tentang peran Tiongkok di panggung dunia dan ancaman bagi demokrasi.
Selaku pengolah data, Pandas merupakan salah satu library dalam python yang berguna untuk melakukan analisis dan pengolahan data dari menengah sampai besar. Pandas memiliki dua struktur data, yaitu series dan dataframe. Pandas python memiliki beberapa keunggulan seperti dapat digunakan secara bersamaan dengan library lain dalam data science, dapat dijalankan menggunakan berbagai text editor, namun lebih disarankan untuk menggunakan Jupyter Notebook. Pandas pun memiliki berbagai kegunaan seperti data cleansing, data fill, normalisasi data, penggabungan data, visualisasi data, analisis statistik, inspeksi data, memuat dan menyimpan data.
Dari analisisnya, Pandas menunjukan sejumlah negara di dunia yang menyandang stigma sangat buruk di mata internasional. Bahkan, hal ini menjadikan mereka menjadi negara yang paling dibenci di dunia.
Mengutip Data Pandas, persepsi buruk terhadap suatu negara sendiri dibentuk oleh aliansi geopolitik, konflik historis, pemahaman budaya, persepsi tentang perilaku global mereka, dan banyak faktor rumit lainnya. Saat sejumlah negara menikmati kekaguman internasional atas budaya, tata kelola, atau diplomasi, yang lain menanggung stigma buruk.
Selain Tiongkok yang berada diperingkat nomer wahid, Amerika Serikat menyusul di belakangnya. Dikenal sebagai negara adikuasa global dengan pengaruh signifikan di banyak bidang, peran Amerika Serikat dalam politik internasional dan intervensi militernya di berbagai negara merupakan bagian dari faktor yang berkontribusi pada posisi kedua.
Selanjutnya Rusia berada di posisi ketiga. Strategi geopolitiknya dan kehadiran internasionalnya yang kontroversial merupakan faktor yang berkontribusi pada peringkatnya. Apalagi dibawah kepemimpinan Vladimir Putin, Rusia telah menginvasi Ukraina pada tiga tahun yang lalu.
Berikutnya adalah Korea Utara, Israel, dan Pakistan dengan peringkat masing-masing 4, 5, dan 6. Skenario politik mereka yang kompleks, konflik yang sedang berlangsung, dan gesekan historis telah mempengaruhi persepsi global mereka secara signifikan. Khusus Israel, negara ini seringkali dianggap sebagai pencaplok tanah Palestina.
Iran dan Irak menempati posisi ke-7 dan ke-8. Meningkatnya ketegangan terkait program nuklir mereka, ketidakstabilan internal, dan perdamaian yang terganggu di negara-negara ini berkontribusi pada peringkat mereka yang tidak menyenangkan dalam daftar tersebut.
Suriah mempertahankan posisi ke-9. Perang saudara yang sedang berlangsung, yang mengakibatkan krisis kemanusiaan besar-besaran dan kekhawatiran global mengenai tata kelolanya, berkontribusi pada peringkatnya.
Terakhir, India melengkapi daftar ini di posisi ke-10. Meskipun ekonominya sedang berkembang pesat dan warisan budayanya kaya, isu-isu mendalam seperti kemiskinan, korupsi, dan kesenjangan sosial sangat penting dalam kedudukannya secara global.
Indonesia tidak termasuk 10 besar dalam daftar negara paling dibenci di dunia. Indonesia yang selama ini memantapkan diri sebagai non-blok meski belakangan cenderung dekat dengan Tiongkok dan bergabung dalam Belt and Road Initiative (BRI) dan BRICs , juga dikenal dunia sebagai negara yang cinta perdamaian. (Fadjar/ Jogja)
