Usia pohon di dunia ini umumnya berkisar antara 25-100 tahun. Sebenarnya pohon dapat hidup mulai dari beberapa puluh tahun hingga lebih dari ribuan tahun, bergantung pada spesies dan kondisi lingkungannya. Namun, ada satu spesies yang hidup lebih lama dari semuanya.
Tahukah Anda, species pohon apa yang sudah berusia ribuan tahun, bahkan melebihi umur peradaban kita.?
Pohon itu salah satunya adalah Pando, yang juga dikenal sebagai “Trembling Giant” atau “Raksasa yang Bergetar”. Ia termasuk koloni klonal dari trembesi quaking (Populus tremuloides) yang meluas hingga 106 hektar di Hutan Nasional Fishlake di Utah Selatan, AS.
Berbeda dengan pohon lain dalam daftar ini, Pando bukanlah satu batang tunggal dengan cabang, melainkan banyak batang yang biologis identik dengan sistem akar yang sama. Dengan 40.000 batang yang tampak seperti pohon-pohon individual, setiap cabang dari Pando sebenarnya adalah bagian genetik identik dari pohon yang sama, yang terhubung oleh sistem akar luas hingga mencapai sekitar 20 ribu km jika diukur.
Dengan ukuran 106 hektar, berat 6 juta kg, dan perkiraan usia 8.000 hingga 12.000 tahun, Pando masuk dalam daftar pohon tertua. Meskipun Pando merupakan salah satu prestasi alam paling mengesankan, penelitian menunjukkan bahwa pohon ini menyusut sebagai akibat dari berbagai ancaman, termasuk overgrazing, dan tiga penyakit umum yang sering menyerang pohon trembesi.
Pohon lain yang yang berusia tua bernama Methuselah, sejenis pohon pinus Bristlecone Great Basin (Pinus longaeva). Pohon ini diyakini berusia hampir 5.000 tahun. Lokasinya yang cukup tersembunyi telah menjaga keselamatannya, yakni terletak di antara Hutan Methuselah yang sangat cocok di Pegunungan White di California (Amerika) bagian timur.
Methuselah dan pohon pinus lainnya mampu bertahan, karena adaptasi biologis mereka terhadap lingkungan yang keras di pegunungan tinggi dan gurun di bagian tenggara Amerika Serikat. Mereka tumbuh subur, ketika pohon lain kesulitan. Kayu mereka sangat padat dan penuh getah, dan mereka bisa kehilangan hingga 90% kulit kayu, namun tetap bertahan hidup. Dengan adaptasi ini, tidak mengherankan jika Methuselah muncul sebagai pohon tertua yang masih hidup.
Di luar benua Amerika, ada juga pohon tertua di Asia. Pohon itu bernama “Cypress of Abarqu”, atau Sarv-e Abarkuh. Ia sejenis pohon cemara kuno (Cupressus sempervirens) yang terletak di kota Abarkuh, Iran, yang diperkirakan berusia antara 4.000-an tahun.
Cemara jenis ini adalah pohon yang sangat mencolok dalam sejarah dan budaya Iran dan muncul dalam puisi serta ukiran di Persepolis, ibu kota seremonial Kekaisaran Achaemenid kuno, sebagai simbol kehidupan dan keindahan.
Asal-usul pohon ini juga terkait dengan “Zoroastrian Sar”. Legenda mengatakan bahwa nabi kuno Zoroaster menanam pohon tersebut saat melakukan perjalanan spiritualnya dan menyebarkan ajarannya. Sebagai tokoh kuno, Cypress of Abarqu mencuat di atas banyak pohon lain untuk masuk dalam daftar pohon tertua di dunia.
Terakhir adalah pohon Baobab yang juga dikenal sebagai pohon kehidupan abadi yang berusia ribuan tahun. Tak heran jika Baobab menjadi salah satu pohon purba terbesar di dunia dan pohon ikonik di Benua Afrika.
Usia pohon ini yang bisa mencapai 2.000 tahun, tentu sangat unik. Meski manusia dan binatang yang hidup dekat pohon ini berganti dari generasi ke generasi, tapi baobab tetap tinggal di sana sembari setia memberi aneka manfaat bagi mahluk hidup di sekitarnya.
Pohon dengan tinggi bisa mencapai 30 meter dan lingkar pohon 35 meter ini hampir semua bagiannya, mulai dari daun, kulit, buah sampai bijinya. Ada 9 spesies baobab di seluruh dunia yang tersebar di Afrika, Madagaskar dan Australia.
Baobab merupakan pohon berbunga terbesar sekaligus mampu hidup paling lama, mengutip The Guardian. Umumnya tumbuh di padang savana beriklim tropis. Dengan batang pohon yang besar dan menjulang tinggi namun berdahan pendek, baobab seperti tanaman terbalik yang memberinya bentuk yang unik dan mudah dikenali. Sebuah pohon baobab di Namibia tumbuh setinggi 30 meter, dengan lingkar pohon 35 meter, dan diperkirakan berusia 2.500 tahun.
Sekelompok peneliti dari Romania, Amerika, dan Afrika Selatan sepanjang 2005 hingga 2017 itu sebenarnya menemukan ada lebih 60 pohon baobab yang tumbuh di Afrika Selatan. Pohon-pohon itu tersebar di Zimbabwe, Namibia, Afrika Selatan, Botswana, dan Zambia. Mereka mendata tinggi pohon, ketebalan, juga usia. Namun saat mendatanginya, mereka mendapati pohon-pohon terbesar dan tertua justru ambruk. Umur pohon-pohon yang mati itu diperkirakan sekitar 1.100 tahun hingga 2.500 tahun, seperti dikutip dari The Guardian.
Ada 9 spesies baobab di seluruh dunia. Dua terdapat di Afrika (Adansonia digitata, A. kilima), enam di Madagaskar (A. grandidieri, A. madagascariensis, A. perrieri, A. rubrostipa, A. suarezensis, dan A. za), dan satu di Australia (A. gibbosa).
Baobab menjadi habitat banyak jenis hewan, mulai dari burung, reptil, monyet, juga serangga. Baobab TT juga disenangi kawanan gajah. Mereka makan kulit pohon dan mengambil air melalui rongga yang ada.
(Diolah dari berbagai sumber, salah satunya Mongabay.co.id)