Keberagaman Perilaku Sosial Akademik di UGM

adilnews | 23 January 2025, 10:43 am | 24 views

(Foto: Aksi mahasiswa UGM turunkan Soeharto, 1998)

Ir. KPH. Adipati, Bagas Pujilaksono Widyakanigara Hamengkunegara, M.Sc., Lic.Eng., Ph.D., Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta & Seniman/Budayawan Yogyakarta

Ketika saya ngobrol dengan Wakil Rektor UGM, beberapa bulan yang lalu, ngopi-ngopi di UC UGM, dia bilang: UGM itu beragamam mas Bagas.

Saya paham apa yang dia maksudkan, yaitu perilaku sosial akademik civitas akademiknya beragam, dan ini harus diakomodir.

Tulisan saya ini, dalam rangka mengakomodir keberagaman perilaku sosial akademik di UGM.

Harus saya akui, tulisan saya soal Anggito Abimanyu, beberapa waktu yang lalu, memberikan beragaman interpretasi in respect with keberagaman perilaku sosial akademik akademisinya.

Tidak ada yang salah dengan tulisan saya kemarin. Semuanya demi kemuliaan dan keagungan lembaga pendidikan yang namanya UGM.

Multi tafsir akan sembuah tulisan akademik, adalah sebuah keniscayaan, dan itu bisa dibenarkan di dunia akademik.

Apalagi hanya multi tafsir, spekulasi yang kebenarannya masih diragukan saat itu, bisa diterima di dunia akademik.

Ketika tidak/belum tersedia sumber literatur, maka satu-satu jalan yang bisa dilakukan oleh seorang ilmuwan adalah spekulasi.

Tulisan saya soal Anggito Abimanyu kemarin, bukan urusan peribadi. Sebuah upaya mengingatkan UGM, sekali lagi, demi keagungan dan kemuliaan UGM kedepedan.

Saya perlu garis bawahi soal tulisan saya kemarin, yaitu sbb:
1. Setelah kasus plagiarism yang menimpa Anggito Abimanyu terjadi, dalam jumpa pers bersama Rektor UGM kala itu, Pratikno, Anggito Abimanyu menyatakan mengundurkan diri sebagai dosen UGM. Pengajuan pengunduran-diri Anggito di UGM tidak diterima. Paralel, proses kembalinya Anggito ke FEB UGM juga ditolak. Kebetulan, Sekolah Vokasi UGM butuh dosen, maka Anggito bekerja disana.

2. Saya bicara umum, tidak semata soal kasusnya Anggito. Proses pengajuan Guru Besar di UGM, tentunya harus memenuhi kelengkapan adaministrasi akademik. Jika persaratan administrasi akademik sudah memenuhi, silakan UGM memproses. Dan ini berlaku pada siapa saja. Pro dan kontra itu lumrah, tidak perlu dimaknai secara peribadi.

Kebebasan dan Rasionalitis adalah spirit kehidupan kampus.

Sampai kapanpun, plagiarism tidak pernah bisa ditolerir di dunia akademik, karena itu kriminal.

Jika tulisan saya kemarin, dimaknai secara peribadi, bukan soal kebenaran substansi tulisan, dan menimbulkan ketersinggungan, saya mohon maaf.

Semoga UGM kedepan menjadi lebih baik. Terimakasih.

Berita Terkait