
NGAWI, ADILNEWS.COM – Lembaga Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, diketahui memasang gambar Burung Garuda Pancasila secara terbalik. Lambang negara itu melekat sebagai ornamen dadak merak (reog/singo barong), yang dipasang menjungkir dan tergantung pada tembok ruang lobi sekolahan tersebut.
Selain ornamen Garuda Pancasila, turut menghiasi dadak merak dua buah gambar sang saka Merah Putih, yang terpasang horisontal mengapit narasi “Seni Reog”. Merah Putih sebagai identitas bangsa Indonesia mewakili kedaulatan negara itu pun turut terlihat terbalik, Putih Merah. Di ruangan itu terdapat dua buah dadak merak yang sama-sama terjungkir.
Sebagaimana diketahui, reog merupakan hasil seni dan budaya, sebagai bagian dari identitas dan aset nasional asal Kabupaten Ponorogo. Lebih dari itu, reog memiliki nilai filosofis pendidikan dan budaya yang di dalamnya terdapat unsur seni tari, drama, musik, dan dialog, dimana keberadaannya telah diakui Unesco sebagai warisan budaya bangsa Indonesia.
Kondisi itu pertama kali didapati pada Senin (11/08/2025) pukul 13.45, saat dua orang koresponden mengunjungi sekolahan tersebut. Saat itu Humas SMKN 1 Sine, Anang, mengaku sengaja memasang dadak merak dengan cara terbalik pada dinding, untuk memudahkan cara menggantungnya menggunakan tali terkait di paku.
Dia mengaku tidak menyadari jika kelengkapan dalam dadak merak, berupa berbagai ornamen, juga turut terbalik dengan pemasangan seperti itu. Saat itu dia berjanji akan segera membenarkan kesalahan pemasangan tersebut. Dia memahami pemasangan terbalik itu menimbulkan kontroversi.
“Kami sengaja memasang seperti itu (tergantung terbalik), sebenarnya hanya untuk memudahkan meletakkan atau menyimpan saja. Ya, nanti akan segera kami benarkan pemasangannya,” tutur Anang kepada adilnews.com waktu itu, Senin (11/08/2025).
Namun sampai Kamis (02/10/2025), atau hampir dua bulan, saat puluhan siswa sekolahan tersebut keracunan setelah menyantap menu MBG, kondisi dadak merak terlihat masih tetap seperti semula, jungkir balik. Bahkan, tidak ada tanda-tanda dari pihak sekolahan itu untuk berupaya memperbaiki, dan membetulkannya agar menjadi enak dipandang.
Hal itu mengesankan, pihak sekolahan memandang persoalan tersebut sebagai sesuatu yang tidak penting. Padahal pemasangan tersebut berada di lingkungan pendidikan, yang mestinya senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan, sehingga menjadi teladan bagi para siswanya.
Kepala sekolah SMKN 1 Sine, Agus Setyabudi, saat dikonfirmasi adilnews.com melalui pesan pendek, Minggu (12/10/2025) pukul 09.59, belum merespon. Kondisi chat di ponselnya masih terlihat centang satu, masuk ke server namun belum (tidak) terkirim ke tujuan. (fin)