Konfrontasi di Dataran Tinggi Sinak, Tiga Prajurit TNI Gugur Ditembak OPM

adilnews | 23 June 2025, 22:23 pm | 276 views

MADIUN, ADILNEWS.COM – Dari dataran tinggi Sinak, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, dilaporkan terjadi kontak senjata prajurit TNI – milisi OPM, Senin (23/6/2025). Konflik di ketinggian 1.500 Mdpl, yang berlangsung berkala sejak pagi hingga sore hari itu, mengakibatkan 3 prajurit TNI gugur dan 6 personel lainnya mengalami luka-luka.

Pertikaian senjata itu dipicu mendaratnya sekitar 120 personel prajurit TNI yang memasuki wilayah Kodap XXVII-Sinak pada Pos Kilumalari, yang oleh OPM diklaim sebagai zona perang. Dalam pada itu Komandan Operasi TPNPB-OPM Kodap XXVII, Kalenak Murib, bersama gerombolannya langsung bereaksi menyerang prajurit TNI yang bertugas melakukan pengamanan di wilayah itu.

Informasi itu disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, melalui pesan pendek kepada adilnews.com, Senin (23/06/2025) pukul 17.26. Sambom juga menyertakan video berdurasi 00.53 detik, menggambarkan kombatan tengah berjibaku dengan laras panjangnya, disertai suara latar letusan senjata saling bersahutan.

“Terjadi perang. Lantaran sekitar 120 militer Indonesia memasuki wilayah kami di Sinak. Pihak kami berhasil menembak mati tiga aparat militer Indonesia. Enam aparat lainnya luka-luka,” aku Sambom.

Pengakuan Sambom, hingga Siaran Pers dirilis jenazah para korban yang gugur masih berada di lokasi, dan belum dievakuasi TNI. Sedangkan para prajurit TNI yang mengalami luka-luka akibat pertempuran itu langsung meninggalkan medan tempur.

Sesaat setelah pertempuran, Pemerintah Indonesia dituduh melakukan sabotase dengan memutus jaringan internet di area Sinak. Hal itu, katanya, dimaksudkan agar gerilyawan bersenjata OPM dan simpatisannya tidak bisa melakukan komunikasi dengan pihak luar tentang peristiwa yang terjadi.

“Militer Indonesia yang mati tertembak belum dievakuasi. Pemerintah Indonesia juga memutus jaringan internet di area Sinak. Itu sabotase. Agar kami kehilangan akses komunikasi dengan luar, untuk melaporkan kejadian ini,” kata Sambom.

Sambom tidak merinci, apakah selama pertempuran itu pihaknya terdapat yang mati ataupun terluka. Secara agitatif, Sambom hanya mengklaim terdapat prajurit TNI yang gugur dan terluka, namun tidak menyebutkan bagaimana kondisi kombatan OPM.

Sambom menyatakan, perang antara militer Indonesia dengan sipil bersenjata OPM tidak akan pernah berakhir. Kecuali, Pemerintah Indonesia mengakui kemerdekaan TPNPB-OPM, atau membuka ruang perundingan dengan melibatkan negara ketiga sebagai penengah.

Atas serangan tersebut, bilang Sambom, Panglima Kodap XXVII-Sinak, Brigjen OPM Teni Kulua, menyatakan siap bertanggung jawab. “Terkait militer Indonesia. Baik yang mati maupun terluka, itu tanggung jawab kami,” ujarnya.

Hingga naskah ini dipublikasikan belum mendapat tanggapan dari otoritas TNI di Jakarta, atas konfirmasi yang disampaikan adilnews.com kepada Kapuspen Mabes TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi. (fin)

Berita Terkait