Dindik Prov Jawa Timur Cek Dugaan SMKN 1 Sine Pasang Terbalik Lambang Negara, Tapi Membiarkannya?

adilnews | 15 October 2025, 14:24 pm | 59 views

NGAWI, ADILNEWS.COM – Pihak Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur langsung bertindak melakukan pengecekan, begitu mendengar adanya salah satu lembaga sekolah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, sengaja memasang terbalik barang seni budaya berikut lambang negara yang menyertainya, Garuda Pancasila dan bendera Merah Putih.

Namun sayang, agaknya, upaya pengecekan tersebut tidak dibarengi dengan output apa pun. Misalnya, memberi penegasan, bahwa sesuai pengecekannya, yang dilakukan lembaga pendidikan tersebut salah atau benar. Dan jika dianggap bersalah, sanksi apa yang diterapkan.

Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Dr. Suhartono, M.Pd., saat dikonfirmasi adilnews.com melalui pesan pendek, Rabu (15/10/2025), menyatakan belum bisa menyampaikan pendapatnya lantaran belum mengetahui duduk perkaranya. Dia mengaku akan melakukan pemeriksaan di lapangan dulu, sebelum memberikan pendapatnya.

“Saya cross check dulu ya, sebelum berpendapat,” kata Suhartono pendek.

Beberapa saat kemudian, setelah memperoleh data di lapangan, dia mengatakan pihak SMKN 1 Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, telah melakukan perawatan serta membersihkan alat reog (dadak merak) tersebut. Kemudian, benda bernilai seni dan budaya itu dikembalikan seperti semula.

Dia tidak menjawab pertanyaan lanjutan, jika disebut dadak merak sudah dikembalikan seperti semula, apakah pihaknya memberikan teguran, pembinaan atau bentuk sanksi lainnya kepada lembaga pendidikan dimaksud. Dia juga tidak mengomentari, benar atau salah, perilaku lembaga pendidikan memperlakukan aset bangsa dengan cara jungkir balik tersebut.

Pertanyaan lain yang juga tidak dijawab Suhartono, jika dadak merak tersebut sudah “dikembalikan seperti semula”, maka benda tersebut berarti dipasang kembali (setelah dibersihkan) tetap dalam posisi terbalik. Pasalnya, sesuai pengakuan Humas SMKN 1 Sine, Anang, dadak merak itu sejak awal (sejak semula) sengaja dipasang terbalik untuk memudahkan memasangnya.

Menurut salah seorang tokoh masyarakat Kabupaten Magetan, Mayor (Purn) TNI Waluyo, yang dimintai pendapatnya mengaku geram dan prihatin adanya pihak yang memperlakukan lambang kehormatan negara secara semena-mena.

“Bagaimana pun juga tetap tidak bisa dibenarkan memperlakukan bendera Merah Putih dan lambang Garuda Pancasila terbalik seperti itu. Jadi memperlakukan benda-benda seperti itu, itu ada aturannya,” tegas Waluyo.

Sebagaimana penayangan sebelumnya, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, diketahui memasang gambar Burung Garuda Pancasila secara terbalik. Lambang negara itu melekat sebagai ornamen dadak merak (reog/singo barong), yang dipasang menjungkir dan tergantung pada tembok ruang lobi sekolahan tersebut.

Selain ornamen Garuda Pancasila, turut menghiasi dadak merak dua buah gambar sang saka Merah Putih, yang terpasang horisontal mengapit narasi “Seni Reog”. Merah Putih sebagai identitas bangsa Indonesia mewakili kedaulatan negara itu pun turut terlihat terbalik, Putih Merah. Di ruangan itu terdapat dua buah dadak merak yang sama-sama terjungkir.

Sebagaimana diketahui, reog merupakan hasil seni dan budaya, sebagai bagian dari identitas dan aset nasional asal Kabupaten Ponorogo. Lebih dari itu, reog memiliki nilai filosofis pendidikan dan budaya yang di dalamnya terdapat unsur seni tari, drama, musik, dan dialog, dimana keberadaannya telah diakui Unesco sebagai warisan budaya bangsa Indonesia.

Kondisi itu pertama kali didapati pada Senin (11/08/2025) pukul 13.45, saat dua orang koresponden mengunjungi sekolahan tersebut. Saat itu Humas SMKN 1 Sine, Anang, mengaku sengaja memasang dadak merak dengan cara terbalik pada dinding, untuk memudahkan cara menggantungnya menggunakan tali terkait di paku.

Dia mengaku tidak menyadari jika kelengkapan dalam dadak merak, berupa berbagai ornamen, juga turut terbalik dengan pemasangan seperti itu. Saat itu dia berjanji akan segera membenarkan kesalahan pemasangan tersebut. Dia memahami pemasangan terbalik itu menimbulkan kontroversi.

“Kami sengaja memasang seperti itu (tergantung terbalik), sebenarnya hanya untuk memudahkan meletakkan atau menyimpan saja. Ya, nanti akan segera kami benarkan pemasangannya,” tutur Anang kepada adilnews.com waktu itu, Senin (11/08/2025).

Namun sampai Kamis (02/10/2025), atau hampir dua bulan, saat puluhan siswa sekolahan tersebut keracunan setelah menyantap menu MBG, kondisi dadak merak terlihat masih tetap seperti semula, jungkir balik. Bahkan, tidak ada tanda-tanda dari pihak sekolahan itu untuk berupaya memperbaiki, dan membetulkannya agar menjadi enak dipandang.

Hal itu mengesankan, pihak sekolahan memandang persoalan tersebut sebagai sesuatu yang tidak penting. Padahal pemasangan tersebut berada di lingkungan pendidikan, yang mestinya senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan, sehingga menjadi teladan bagi para siswanya.

Kepala sekolah SMKN 1 Sine, Agus Setyabudi, saat dikonfirmasi adilnews.com melalui pesan pendek, Minggu (12/10/2025) pukul 09.59, belum merespon. Kondisi chat di ponselnya masih terlihat centang satu, masuk ke server namun belum (tidak) terkirim ke tujuan. (fin)

Berita Terkait