Anies Nangis, Tersingkir Dari Pilkada Jakarta

adilnews | 30 August 2024, 01:45 am | 48 views

JAKARTA, ADILNEWS.com- Nasib mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akhirnya terjawab sudah. Pada detik-detik terakhir pendaftaran bakal calon Pilkada 2024, Anies tak tampak batang hidungnya. Tidak ada satupun partai yang mendaftarkannya di KPU Jakarta meski Partai Buruh terus mendorong partai kecil lainnya untuk majukan Anies.

Semalam bahkan muncul kabar Anies mau dipasangkan dengan Ono Surono, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat untuk maju di Tanah Pasundan, tapi Anies dengan tegas menolaknya. Orang dekat Anies mengatakan penolakannya disebabkan dia tidak merasa ada komunitas yang menginginkannya di Jawa Barat.

Sebelumnya pasca Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membatalkan ambang batas pencalonan, Anies dianggap masih berpeluang besar untuk maju dalam Pilkada Jakarta setelah sebelumnya sempat terkunci oleh KIM Plus yang mengusung Ridwan Kamil-Suswono. Anies bahkan dikabarkan bertemu sejumlah tokoh politik di tengah injury time pendaftaran calon kepala daerah. Namun pencalonan Pramono Anung-Rano Karno oleh PDI Perjuangan telah mengecilkan peluang itu.

Ada spekulasi terjadi negoisasi antara KIM Plus dengan PDI Perjuangan supaya tidak mencalonkan Anies Baswedan dalam konstetasi Pilkada Jakarta tahun ini. Tak heran jika akhirnya PDIP mengajukan calon Pramono Anung-Rano Karno dalam pertarungan itu. Anies yang sebelumnya sempat menjalin komunikasi yang intensif dengan pimpinan PDIP, bahkan datang langsung ke DPP PDIP, tak mampu meyakinkan mereka.

Bahkan dalam chanel Mata Najwa di Youtube pada Rabu (28/8/2024), Pramono Anung mengaku sudah mendapat restu dari Presiden Jokowi. Pram bahkan cerita kalau sebelumnya nama yang diinginkan Jokowi adalah Basuki Hadimuljono (Menteri PUPR). Belakangan karena Pramono diusung PDIP, maka Jokowi pun akhirnya merestui anak buahnya di kabinet itu. Bahkan Pramono berjanji akan menjalankan tantangan dari Jokowi yakni menduplikasi strateginya mendekatkan dengan warga dengan cara blusukan di Jakarta sehari sebanyak 12 titik.

Selama proses pendaftaran Pilkada, dinamika politik perpindahan dukungan memang terus terjadi utamanya di kubu KIM. Di Pilgub Banten misalnya, Golkar akhirnya tak mengikuti jejak KIM Plus mengusung Andra Soni-Dimyati lantas memilih berkoalisi dengan PDIP mengusung Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi. Perubahan konstelasi di Banten bahkan disebut-sebut berimbas pula pada perubahan peta koalisi di Pilgub Jakarta 2024.

Ahmad Riza Patria yang sebelumnya mau dicalonkan Partai Gerindra untuk maju dalam Pilkada Kota Tangerang Selatan yang akan berpasangan dengan komika Marshel, bahkan akhirnya mundur. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta dan pengurus DPP Gerindra ini sempat dikabarkan bakal bertarung di Pilgub Jakarta. Tersiar kabar, Riza Patria ditugaskan menjadi cawagub mendampingi Ridwan Kamil meski akhirnya tak terbukti.

Selain itu, PKB sempat dikabarkan mulai melirik kembali Anies Baswedan untuk diusung dalam Pilkada Jakarta. Sebelumnya, PKB sudah secara terang-terangan bergabung dengan KIM Plus untuk mendukung Ridwan Kamil-Suswono di Jakarta. Belakangan tersebar pesan berantai yang menyatakan PKB mengalihkan dukungannya ke Anies meski langsung dibantah oleh Ketua DPP PKB Cucun Ahmad Syamsurijal. “Tidak ada, itu hoax,” tegas Cucun.

Dalam poster yang beredar, Anies akan didaftarkan empat partai politik, yakni PKB, Partai Buruh, Partai Ummat, dan Hanura. Masih dalam poster tersebut, Anies akan didaftarkan sebagai calon gubernur Jakarta pada Kamis (29/8) besok ke KPUD Jakarta. “Undangan terbuka Anies Baswedan menata Jakarta. 29 Agustus 2024 pukul 10.00 WIB bacalon gubernur dan wakil gubernur Jakarta di Gedung KPUD Jakarta,” demikian tertulis dalam poster tersebut.

Kabar burung itupun terbantahkan dengan sendirinya ketika elite PKB tampak hadir mendampingi pendaftaran RK-Suswono di KPUD Jakarta, salah satunya Ketua DPW PKB Jakarta, Hasbiallah Ilyas. Hasbiallah juga sempat menyinggung rumor partainya menarik dukungan dari RK-Suswono dan berpindah ke Anies. Meski tidak tegas membantah dukung Anies, Hasbiallah menyebut pendampingan ke RK-Suswono di KPUD Jakarta bisa dimaknai sendiri oleh rakyat.

Ada kabar juga PKS akan menarik diri dari KIM Plus yang mengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta 2024. Tapi itupun tak terbukti, Suswono tetap menjadi representasi dari PKS di koalisi besar yang mengusung Ridwan Kamil.

Waktu itu, Anies Baswedan sendiri mengaku belum mengetahui soal isu dirinya didukung PKB untuk maju di Pilkada 2024. “Belum tahu kita,” kata Anies saat diwawancarai awak media di rumahnya, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (28/8/2024). Anies enggan berkomentar banyak soal isu PKB atau partai lain yang mengalihkan dukungannya. Ia hanya berharap, semoga ke depannya Jakarta bisa lebih sejahtera dan maju.

Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, mengatakan Putusan MK Nomor 60 membuat skema kotak kosong tidak lagi efektif di Pilkada 2024. Putusan MK telah memberi kesempatan bagi masyarakat untuk memilih figur yang sebelumnya tidak bisa dicalonkan. Arifki mengungkapkan konstelasi politik berubah seketika, terutama skema pilkada yang dibuat KIM Plus di sejumlah daerah.

Menurut Arifki, skema kotak kosong yang dirancang KIM Plus tidak lagi efektif. Artinya skema KIM itu memang di beberapa wilayah masih efektif, tetapi skema kotak kosong di beberapa wilayah itu cenderung memberi ruang kepada figur yang tidak mendapatkan kursi partai untuk maju di pilkada,” kata Arifki seperti dikutip Tempo, 29 Agustus 2024.

Menurut Arifki, peta politik hari ini menjadi tantangan bagi kandidat yang akan bertarung di pilkada. Sebab, partai politik yang tadinya bisa mengunci, kini tidak berlaku lagi setelah munculnya koalisi partai non-parlemen atau partai kecil.

Senada dengan itu, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai bahwa sosok mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah berusaha dan maksimal untuk bisa maju sebagai calon kepala daerah di Pilkada Serentak 2024. “Anies sudah berusaha, Anies sudah maksimal. Mungkin ada partai yang mau, tapi memang tekanan dari kekuasaan, ya, akhirnya tidak jadi,” kata Ujang seperti dikutip ANTARA, Jumat pagi. (Koko/ Jakarta)

Berita Terkait