Prabowo Tegaskan Solusi Dua Negara di PBB, Netanyahu Pujikan tapi Tetap Menolak

adilnews | 30 September 2025, 01:07 am | 10 views

JAKARTA, ADILNEWS.COM- Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara sebagai jalan keluar bagi konflik berkepanjangan Palestina–Israel. Hal itu ia sampaikan dalam pidatonya di Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York, Selasa (23/9).

Dalam pidatonya, Prabowo menekankan bahwa perdamaian abadi hanya mungkin tercapai bila hak Palestina untuk merdeka dijamin, sembari keamanan Israel tetap dihormati. “Indonesia selalu berdiri teguh mendukung kemerdekaan Palestina. Namun kita juga harus menjamin keamanan dan hak hidup damai bagi Israel,” ujar Prabowo.

Prabowo juga membuka kemungkinan Indonesia mengakui Israel bila Palestina terlebih dahulu diakui sebagai negara merdeka yang sah secara internasional.

Pujian Netanyahu & Tanggapan Dunia Islam
Pernyataan Prabowo mendapat tanggapan langsung dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia memuji pidato Prabowo sebagai “penuh semangat” dan menilai langkah Presiden Indonesia yang berasal dari negara Muslim terbesar di dunia bisa menjadi contoh bagi negara lain.

Namun, Netanyahu kembali menyatakan skeptis terhadap solusi dua negara. Dalam konferensi pers usai sidang PBB, Netanyahu menegaskan bahwa kondisi saat ini “belum matang” untuk mewujudkan dua negara.

“Setiap negara Palestina yang merdeka hanya akan dijadikan pangkalan untuk menghancurkan Israel. Itulah realitas keamanan yang kami hadapi,” kata Netanyahu, dikutip Times of Israel dan Reuters.

Respons beragam muncul dari pemimpin negara-negara Islam terkait sikap Prabowo dan penolakan Netanyahu:

Qatar, Turki, dan Yordania dalam pidatonya di PBB tetap mengkritik keras Israel atas operasi militer di Gaza. Mereka menegaskan bahwa solusi dua negara adalah keharusan, namun menuding Israel tidak pernah menunjukkan komitmen nyata.

Uni Emirat Arab (UEA) melalui Menteri Luar Negeri Sheikh Abdullah bin Zayed mendorong Netanyahu menghentikan perang di Gaza dan kembali ke jalur perdamaian. UEA juga memperingatkan agar Israel tidak melanjutkan rencana aneksasi wilayah Tepi Barat.

Arab Saudi dalam pernyataan di PBB menegaskan dukungan pada Palestina dan menolak segala bentuk normalisasi penuh dengan Israel tanpa adanya pengakuan negara Palestina.

Iran mengambil posisi lebih keras, menyebut solusi dua negara hanya akan “memperpanjang penderitaan Palestina” dan menyerukan pembentukan satu negara dengan Palestina sebagai pemegang kedaulatan penuh.

Dari Indonesia, ormas Islam terbesar seperti PBNU menyambut baik pernyataan Prabowo. Mereka menilai sikap tersebut sebagai upaya diplomatik yang bisa menekan komunitas internasional agar serius mendorong solusi damai yang berkeadilan.

Tantangan Implementasi
Meski kembali menjadi sorotan di forum PBB, solusi dua negara masih menghadapi banyak tantangan. Antara lain:

– Pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat yang terus berlangsung.
– Status Yerusalem yang masih diperdebatkan.
– Kurangnya rasa saling percaya antara Israel dan Palestina.
– Kekhawatiran keamanan yang berulang kali dijadikan alasan Israel menolak negara Palestina merdeka.

Namun, dukungan dari negara-negara besar dunia dan sikap moderat beberapa pemimpin Muslim, seperti yang ditunjukkan Prabowo, memberi harapan adanya ruang diplomasi baru.

Pidato Presiden Prabowo di PBB membuka wacana segar dalam diplomasi internasional: negara Muslim terbesar menyuarakan keseimbangan antara hak Palestina dan keamanan Israel. Pujian Netanyahu menunjukkan pengakuan terhadap sikap moderat Indonesia, meski penolakannya terhadap solusi dua negara tetap menjadi ganjalan utama.

Bagi dunia Islam, langkah Prabowo menjadi sinyal penting: diplomasi bisa dibangun tanpa kehilangan prinsip, sekaligus mendorong komunitas internasional agar terus memperjuangkan perdamaian yang adil di Timur Tengah.(Tika)

Berita Terkait