OPM Tuduh TNI Ambil Alih Gedung SD Inpres dan Siksa Warga Sipil di Yahukimo

adilnews | 30 June 2025, 02:41 am | 213 views

MADIUN, ADILNEWS.COM – Sayap militer OPM menuduh TNI mengambil alih gedung SD Inpres yang berada di kawasan pegunungan tengah, Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, sebagai Pos Militer, Minggu (29/06/2025) Dikatakan, pengambil alihan itu dilakukan guna memperkuat pertahanan selama operasi, dengan area jelajah Distrik Wangbe, Distrik Ilaga serta kampung-kampung sekitarnya.

OPM menarasikan, imbas aktivitas TNI bersenjata lengkap itu menjadikan masyarakat yang bermukim di wilayah tersebut merasa ketakutan. Masyarakat yang hendak berinteraksi dari distrik ke perkampungan, atau sebaliknya, menjadi tersendat.

“Iya. Masyarakat setempat takut. Karena melihat militer Indonesia yang lalu lalang, terus melakukan penyisiran di wilayah tersebut. Terlebih tampilan militer itu dilengkapi atribut dan persenjataan perang,” tuduh Sambom, Juru Bicara TPNPB-OPM, dalam pesan pendek Siaran Pers kepada adilnews.com, Senin (30/06/2025) pukul 07.00.

Pemerintah Indonesia, dakwa Sambom, juga melakukan sabotase dengan memutus jaringan internet di wilayah tersebut. Langkah pemutusan jaringan itu, keluh Sambom, menyulitkan seluruh kombatan TPNPB-OPM untuk melaporkan kondisi kekinian di Papua.

Unit intelijen bentukan OPM (PIS), menurut Sambom, juga melaporkan insiden penyiksaan terhadap warga sipil dan perusakan sejumlah rumah warga oleh prajurit TNI, di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Minggu (29/06/2025) pukul 04.30 WIT. Korban penyiksaan, Peranus Balingga, akhirnya dilepas setelah menjalani interogasi di Pos TNI setempat.

“Pada sore harinya, akhirnya Peranus Balingga dibebaskan. Namun dalam kondisi penuh luka dan bengkak di punggungnya, akibat penyiksaan oleh aparat TNI,” kata Sambom lagi.

Sambom juga mengirim sejumlah foto. Salah satu diantaranya menggambarkan, puluhan warga, mulai Balita hingga dewasa, berfoto bareng bersama sejumlah prajurit TNI dengan latar gedung SD Inpres Wangbe. Sejumlah warga juga membentangkan Sang Saka Merah Putih.

Seluruh warga yang tengah berfoto bersama prajurit TNI itu tidak tergambarkan adanya ketakutan atau ketidaknyamanan. Gambaran tersebut justru bertolak belakang dengan narasi yang dibangun Sambom, yang mengatakan semua warga ketakutan atas kedatangan TNI di wilayah itu.

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah (Kapenkogabwilhan) III, Kolonel TNI Winaryo, belum menjawab konfirmasi terkait klaim TPNPB-OPM tersebut, sampai berita ini diturunkan. (fin)

Berita Terkait