Mayjen TNI Kristomei Sianturi: Tiga Prajurit TNI Gugur Ditembak OPM di Sinak Itu Hoax

adilnews | 24 June 2025, 03:55 am | 536 views

MADIUN, ADILNEWS.COM – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi, membalah Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, yang menyatakan pihaknya berhasil menembak gugur tiga prajurit TNI dan melukai enam lainnya, dalam serangan berkala di dataran tinggi Sinak, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, Senin (23/06/2025).

Kristomei Sianturi menegaskan, tidak terkoreksi adanya prajurit TNI yang gugur dan terluka, sebagaimana yang diklaim pihak pemberontak negara OPM tersebut. Juga tidak terbuktikan terjadinya kontak senjata yang dimaksud, termasuk pembiaran (tidak mengevakuasi) jenazah TNI yang gugur.

“Itu (yang disampaikan Jubir TPNPB-OPM Sebby Sambom) adalah berita (informasi) hoax. Tidak ada prajurit TNI yang gugur (sebagaimana dimaksud OPM),” tandas Kristomei Sianturi dalam pesan pendek kepada adilnews.com, Selasa (24/06/2025).

Menyangkut upaya konfirmasi media terkait perkembangan Papua, jenderal bintang dua itu meminta agar jurnalis bukan cuma mengonfirmasikannya ke satu sumber di Jakarta (Mabes TNI) saja. Melainkan juga bisa meminta penjelasan kepada saluran penerangan paralel TNI, seperti Kapendam XVII/Cenderawasih, Kapendam XVIII/Kasuari dan Kapenkogabwilhan III.

“Anda bisa nanya juga ke Kodam Cenderawasih (Kapendam) untuk konfirmasi. Tidak harus satu sumber dari Jakarta (Kapuspen Mabes TNI),” terang Kristomei Sianturi.

Sementara, sebagaimana diberitakan sebelumnya (Senin, 23/06/2025), Jubir TPNPB-OPM, Sebby Sambom, menyatakan dalam Siaran Pers pihak pemberontak berhasil menembak gugur tiga prajurit TNI dan melukai enam personel lainnya. Serangan kombatan OPM itu dipicu adanya 120 prajurit TNI yang masuk wilayah Sinak.

Sambom juga mengatakan, pihak TNI belum mengevakuasi jenazah yang gugur. Sedangkan yang terluka akibat tembakan OPM, langsung meninggalkan medan perang.

Dalam panggung publisistik Sambom juga menuduh Pemerintah Indonesia sengaja melakukan sabotase komunikasi, dengan memutus jaringan internet di wilayah Sinak. Itu dimaksudkan, pikiran Sambom, agar gerilyawan OPM tidak bisa mengabarkan kondisi kekinian di Papua.

Mengutip sejumlah media lokal yang bermarkas di Papua, maupun di Jakarta, Sambom dicap sebagai tukang sebar hoax. Sang corong narasi agitatif itu rajin melansir apa pun, yang terkait kehebatan milisi OPM, demi membangun citra positif OPM di mata domestik dan global.

“Sebby Sambom dan industri kebohongan. Dari hoaks ke hoaks, demi panggung separatis,” sebut mediadayak.id, edisi 20 Mei 2025. (fin)

Berita Terkait