Sejarah Haryo Penangsang Dihitamkan. MulGenjik?

adilnews | 14 January 2025, 00:13 am | 46 views

Ir. KPH. Adipati, Bagas Pujilaksono Widyakanigara Hamengkunegara, M.Sc., Lic.Eng., Ph.D. Universitas Gadjah Mada & Seniman/Budayawan Yogyakarta

Saya pernah menulis Haryo Penangsang beberapa tahun yang lalu, dari perspektif kesejarahan yang dibelokkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda, dalam rangka politik adu domba atau politik pecah belah.

Kali ini, saya menulis kembali dari perspektif lain, yaitu konflik internal Kasultan Demak Bintoro.

Kembali ke era Majapahit, saat-saat runtuhnya. Prabu Brawijaya V mempunyai garwa selir dari Cempa yang diberi nama bangsawan Dara Petak. Dara Petak berperilaku Odd alias nylenèh, ibu Pramèswari sangat membencinya.

====
Pramèswari Prabu Brawijaya V adalah ibu Kusumawardhano, puteri Prabu Hayam Wuruk dengan ibu Sri Sudevi.

Prabu Hayam Wuruk dari garis Tribuana Tunggadewi (Sri Gitarja), sedang ibu Sri Sudevi dari garis Dyah Wiyat.

Sri Gitarja dan Dyah Wiyat adalah puteri Raden Wijaya dari ibu Gayatri. Keduanya naik tahta sebagai Ratu Kembar, pasca ibu Gayatri mengundurkan diri sebagai Ratu Majapahit, dan memilih menjadi Bhiksuni, menyusul ketiga kakaknya. Keempatnya adalah puteri Prabu Kertanegara dari Singosari, dan keempatnya adalah istei Raden Wijaya.

Ringkas cerita, ibu Kusumardhani naik tahta pasca Prabu Hayam Wuruk mangkat.

Suksesi Kerajaan Majapahit berjalan mulus. Wirabhumi (Menak Jinggo), putera Hayam dari garwa selir, yaitu Biniaji, bisa menerima kakak tirinya naik tahta sebagai Ratu Majapahit.

Ibu Kusumardhani menikah dengan Wikramawardhana (dari garis Dyah Wiyat). Bertungkar tempat, ibu Kusumawardhani menjadi garwa pramèswari, dan Wikramawardhana menjadi Raja Majapahit, yaitu Brawijaya V.

Wirabhumi tidak terima, memberontak ke Majapahit, terjadilah Perang Paregrek. Wirabhumi tewas.
====

Dara Petak, dalam kondisi hamil, oleh Prabu Brawijaya V, dihadiahkan pada purera kandungnya yaitu Adipati Palembang, Arya Damar. Dengan syarat: *jangan ditumpaki dahulu*, sebelum bayinya lahir, mengko mundhak mbun-mbunané bunyak. Kelak bayi itu bernama Pangeran Jinbun alias Raden Patah.

Majapahit runtuh karena pemberontakan Girindrawardhana (anak keturunan Jayakatwang). Munculah Kasultanan Demak Bintoro, sebagai Kerajaan Islam pertama dan terakhir di tanah Jawa. Demak hanya bisa mengambil kembali wilayah Majapahit, paling besar 20%. Lainnya, merdeka!

Jinbun tidak berhak jadi Raja, karena dia putera Brawijaya V dari garwa selir.

Rantai trah raja jawa terputus, nyambung kembali di era Hadiwijaya?

Konflik internal Kasultanan Demak Bintoro, sebuah fakta.

Contoh soal: Pangeran Surowiyoto dibunuh Sunan Perwata (putera Trenggono) atas suruhan Trenggono. Trenggono ingin menjadi Sultan Demak, namun dia tidak berhak. Dibunuhlah putera Mahkota Demak, yaitu Pangeran Surowiyoto, di pinggir sungai. Maka dikenal sebagai Pangeran Sedolèpèn.

Perlu dicatat: Surowiyoto penganut aliran politik radikal dan intoleran. Sedang, Trenggono hanyalah seorang abangan.

Trenggono melakukan kudeta berdarah dengan dukungan beberapa wali.

Pramèswari Trenggono adalah puteri Sunan Kalijaga.

*Politik Radikal vs. Politik Moderat*.

Putera Surowiyoto, yaitu Adipati Jipang Panolan, Haryo Penangsang, balas dendam atas kematian ayahandannya dan berusaha menjadi Sultan Demak Bintoro.

Fakta tersebut dimanfaatkan secara politik oleh putera-putera Brawijaya V, yang hampir semuanya memilih menyingkir dari hiruk pikuk Kasultanan Demak Bintoro, untuk merebut kembali Wahyu Keprabon. Trah Brawijaya V termarjinalisasi oleh Hegemoni Kekuasaan Kasultanan Demak Bintoro.

*Sejarah Haryo Penangsang harus dihitamkan, agar segala politik perlawanan trah Brawijaya V, secara politik, sosial dan budaya terhadap Kasultanan Demak Bintoro, mendapat dukungan banyak pihak*.

Trah Brawijaya V dipimpin oleh Kebo Kanigoro dan Kebo Kenongo, putera Kiageng Penggih Sepuh (Pangeran Handayaningrat), sekaligus cucu Brawijaya V dari ibu pramèswari, ibu Kusumardhani. Keduanya didukung oleh putera-putera Brawijaya V dari garwa selir, salah satunya adalah Kiageng Selo (putera Brawijaya V dari ibu Anjasmoro).

Sultan Trengono gusar dan cemas atas pemberontakan Haryo Penangsang. Lebih-lebih, pasca terbunuhnya putera Trenggono, yaitu Sunan Perwata. Demak merekrut prajurih pilih tanding untuk menghadapi Jipang Panolan. Stigma hitam Haryo Penangsang, secara politik, memudahkan jalan Joko Tingkir alias Mas Karèbèt untuk menyusup ke istana Kasultanan Demak.

Ringkas cerita, Joko Tingkir berhasil menjadi prajurit Demak, menghamili Kanjeng Ratumas Kambang (puteri Trenggono dari garwa pramèswari), dan menjadi Adipati Pajang, dengan nama Adipati Hadiwijaya. Jalan Hadiwijaya tanpa halangan yang berarti untuk menjadi Raja Jawa.

Perang antara Pajang vs. Jipang dimenangkan oleh Adipati Hadiwijaya. Haryo Penangsang tewas. Sebuah akhir dari perjalanan sejarah hitam, yang sebenarnya paling berhak menjadi Sultan Demak.

Adipati Pajang, Hadiwijaya naik tahta menjadi Sultan Demak terakhir, yaitu Sultan Hadiwijaya.

Penghitaman sejarah adalah sebuah upaya politik untuk kepentingan tertentu.

Sejarah Bung Karno, era 1965, dihitamkan oleh Rezim Orba, sehingga Orba bisa berkuasa 32 th lamanya.

MulGenjik dan keluargaanya, soon, sejarahnya akan dihitamkan oleh rakyat.

Sapa nandur bakal ngundhuh. Karma itu ada dan nyata!

Berita Terkait