Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes
Tulisan ini bisa disebut sebagai “sambungan” atau penajaman dari tulisan sebelumnya _”Ta’im alias Miftah sudah Mundur, Kapan Fufufafa (di) Mundur (kan)”_ kemarin, Jumat 06/12/24. Jadi agar tidak mengulang kata, kalimat atau paragraf yang sama, ada baiknya pembaca bisa menyimak dahulu tulisan sebelumnya yang saling berkesinambungan tersebut agar didapatkan pemahaman yang utuh alias komprehensif dan tidak hanya secara parsial atau terpisah-pisah.
Sebagaimana sudah diketahui bersama, Miftah Maulana Habiburrahman (MMH) atau yang awalnya bernama Ta’im dan sekarang lebih dikenal sebagai (Gus) Miftah, telah nengumumkan pengunduran dirinya selaku Utusan khusus Presiden bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan kemarin, Jumat 07/12/24. Meski banyak juga apresiasi atas pengunduran dirinya, termasuk dari Presiden Prabowo Subianto (PS) sendiri dalam keterangannya, namun tak sedikit publik -terutama Netizen- yang menilai hal tsb tidak akan dilakukannya kalau MMH tidak kenyang dirujak dan dicerca atas kelakuannya dimasa lalu.
Pembicaraan kelakuan MMH ini memang tidak hanya terbatas didalam negeri, seperti misalnya terkuak Video Jejak Digital lamanya dengan Seniwati Legendaris Suyati alias Yati Pesek, bahkan dengan Istrinya sendiri secara terbuka dipermalukan dimuka umum, namun sampai ke mancanegara. Sampai-sampai Perdana Menteri Malaysia Dato Anwar Ibrahim (DAI) mengatakan “Inilah salah satu contoh sikap angkuh, sombong, yang terkadang tidak hanya terjadi di kalangan orang yang tak tahu agama, tak tahu akhlak. Orang yang paham agama, yang berbicara tentang Islam, iman, salat, sunah, (juga memiliki sikap sombong) keluar kata-kata penghinaan” kata dia, dikutip New Straits Times, Kamis (05/12/24).
Dengan demikian jelas bahwa kelakuan MMH kemarin sudah menjadi konsumsi internasional, bukan hanya level lokal saja, artinya citra Indonesiapun dipermalukan secara global akibat ulah Salah seorang OrDal alias Orang Dalam Istana yang menjabat sebagai salah satu Utusan khusus Presiden PS. Wajar juga bila sampai PM Malaysia DAI yang memang dikenal sebagai sahabat dekat Presiden PS melontarkan sindiran menohok terhadap ulah MMH yang viral dan menjadi trending-topic di berbagai platform sosial media tersebut.
Jadi disini memang tidak perlu dibahas apakah MMH lebih “ksatria” dibanding oknum-oknum lain yang sudah jelas-jelas terbukti salah namun tetap koppeg tidak mundur (seperti Mantan Menkominfo BAS dalam kasus Kebobolan server PDSNs, Komisioner-komisioner KPU dalam kasus Data Pemilu ditempatkan di Aliyun Computing Alibaba yang bahkan sempat bohong untuk tidak mengakuinya sampai akhirnya terbukti dalam sidang di KIP / Komisi Informasi Pusat, dsb), karena sebenarnya MMH-pun terpaksa mundur setelah panen hujatan dan teguran resmi dari SesKab Mayor Teddy sebelumnya.
Terlebih-lebih bila kita melihat kasus Akun Fufufafa di KasKus yang sudah menjadi rahasia umum dan terbukti secara ilmiah 99,9% kepemilikannya itu, namun si pembuat sampai dengan saat ini masih tetap tidak punya malu alias etika untuk mengakuinya apalagi mengundurkan diri. Bahkan upaya melakukan (kejahatan) pengingkaran-pun terus dilakukan, seperti misalnya mengganti nama user di Payment Gateway menjadi “Slamet” dan bahkan menggunakan falsafah Jawa “nabok nyilih tangan” (=pinjam tangan orang lain) untuk menyerang dan mencari-cari Kambing Hitam sebagai yang dituduh sebagai “Fufufafa”.
Hal yang menarik, bila dalam tulisan kemarin Fufufafa ini pernah memposting Foto MMH dan PS di hari Rabu 11/06/14 pukul 22.14 dan dikomentarinya “gila, temannya wowo kagak ada yang beres”, ternyata MMH malah sempat mengakui bahwa dia belajar etika dari Gibran Rakabuming Raka (GRR). Hal tersebut dituliskannya di akun IG / Instagram @gusmiftah hari Senin 22/01/24 lalu dengan kalimat “Saya belajar etika dari bang samsul @g*br*n r*k*b*m*ng Matur nuwun mas samsul 🙏🏻✌🏻🙏🏻” disertai foto MMH dan GRR dalam sebuah panggung.
Jadi benar antara MMH dan Fufufafa memang “BeTi” / Beda Tipis alias 11-12 saja, karena MMH justru mengakui bahwa dia belajar etika dari Samsul. Kita semua tahu bahwa “samsul” ini adalah Akronim dari aSAM SULfat, alias H2SO4 yang pernah -secara lucu- direkomendasikan oleh GRR untuk diminum Ibu-ibu yang sedang hamil (maksud dia sebenarnya Asam Folat, namun karena literasinya yang sangat terbatas maka salah ucap menjadi Asam Sulfat yang sangat berbahaya jika diminum). Menjadi lebih lucu lagi adalah pengakuan MMH diatas bahwa GRR adalah “Guru Etika”-nya, Ambyar.
Oleh karena itu pantas saja mostly Netizen komentar kalau wajar antara Fufufafa dan MMH mirip-mirip diksi yang sering digunakannya, mulai dari umpatan soal kata-kata kasar, melecehkan wanita, penghinaan terhadap sesama manusia, hate speech, hingga orientasi seksual yang tidak terkontrol, karena keduanya memiliki kemiripan bahkan kesamaan literasi. Memang disini MMH terlihat lebih maju selangkah dibanding Fufufafa, karena meski dia mengaku “murid”-nya, tetapi lebih berani untuk mengundurkan diri dari Jabatannya dibanding Fufufafa yang masih koppeg alias tidak tahu malu samasekali.
Kesimpulannya, MMH sudah mengundurkan diri -meski harus pakai didesak secara masif oleh Masyarakat, dibuatkan Petisi oleh Netizen dan ditegur resmi SesKab atas perintah PS- dan Fufufafa sampai saat ini belum. Akankah pola pengunduran diri MMH ini perlu dilakukan juga terhadap Fufufafa? Sebab kalau memang harus demikian, InshaaAllah semesta akan melakukannya dengan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, agar Indonesia diselamatkan dari bencana besar dikemudian hari menyongsong Indonesia Emas 2045. Sebab bila Fufufafa tetap koppeg, maka jadinya justru Indonesia cemas, Indonesia gemas bahkan Indonesia lemas …
*Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes – Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen