Spekulasi Politik Ditengah Rumor “Menghilangnya’ Xi Jinping

adilnews | 17 August 2024, 14:32 pm | 99 views

Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok (PKT) Xi Jinping dikabarkan telah “menghilang” sejak 29 Juli 2024. Tak munculnya Presiden China selama lebih dari dua Minggu tentu saja menimbulkan banyak spekulasi politik.

Saat ini sejumlah spekulasi politik beredar di kalangan rakyat Tiongkok dan para diaspora. Apakah rejim Xi sedang tidak stabil atau apakah Xi sedang menderita penyakit serius. Bahkan ada spekulasi telah terjadi kudeta terhadap Xi yang dilakukan oleh elite militer yang didukung faksi rivalnya Xi di partai komunis

Namun, ada juga analisis lain yang menyatakan bahwa tak munculnya Xi dihadapan publik mungkin karena peringatan 120 tahun kelahiran Deng Xiaoping yang akan datang, sehingga Xi sementara sengaja menghilang dari media untuk menghindari sensitivitas. Dan diperkirakan Xi akan muncul kembali dihadapan publik dalam minggu ini untuk bertemu dengan Perdana Menteri Fiji dan Presiden Vietnam, untuk membantah rumor tersebut.

Menurut laporan Central News Agency (CNA), sejak pertengahan Juli selama Sidang Pleno Ketiga PKT ke-20 hingga sekarang, rumor tentang kesehatan Xi Jinping yang memburuk terus muncul di internet Tiongkok.

Namun, pada 20 Juli, Xi Jinping secara pribadi pergi ke Kedutaan Besar Vietnam di Tiongkok untuk menyampaikan belasungkawa atas wafatnya mantan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong.

CCTV bahkan menayangkan rekaman close-up Xi yang sedang berjalan menaiki tangga pada malam itu. Pada 29 Juli, Xi berturut-turut bertemu dengan Presiden Timor-Leste, Ramos-Horta, dan Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, di Beijing, yang juga dilaporkan secara luas. Ketiga pertemuan ini dianggap sebagai upaya Tiongkok untuk membantah rumor tersebut.

Sementara laporan dari media luar negeri menyebutkan bahwa Sekjwb Partai Komunis Vietnam sekaligus Presiden Vietnam, Vo Van Thuong, akan mengunjungi Tiongkok selama dua hari pada 18 Agustus dan bertemu dengan Xi Jinping. Sementara itu, Perdana Menteri Fiji, Sitiveni Rabuka, telah tiba di Tiongkok pada 12 Agustus untuk kunjungan selama 10 hari, dan media asing melaporkan bahwa ia juga akan bertemu dengan Xi Jinping.

Jika laporan ini benar, maka Xi Jinping, yang belum terlihat sejak 29 Juli, diperkirakan akan muncul kembali dihadapan publik dalam satu minggu ini. Hal ini akan menjadi kesempatan bagi otoritas Tiongkok untuk merespons rumor terkait, dan pertemuan ini akan menjadi sorotan perhatian dunia.

Sejauh ini, ada analisis yang menyebutkan bahwa Xi Jinping tidak hanya menghilang dari publik, tetapi juga frekuensi penampilannya di media resmi partai dan militer menurun drastis. Ditambah lagi, laporan dari People’s Daily yang dianggap sebagai media untuk menyusun keputusan penting oleh para petinggi PKT, menyebutkan bahwa liburan para ahli di distrik Beidaihe, Hebei telah berakhir pada 9 Agustus lalu, namun hingga kini, tujuh anggota tetap Politbiro PKT masih belum muncul. Hal ini memicu juga berbagai spekulasi.

Selain itu, ada laporan di internet yang menyebutkan bahwa jalur 1 dan 2 kereta bawah tanah di Beijing dihentikan, dan warga yang hendak masuk ke Lapangan Tiananmen, Beijing harus mengajukan ijin terlebih dahulu.

Situasi tersebut membuat “hilangnya” Xi memunculkan spekulasi baru. Isu kesehatan dan stabilitas posisi Xi Jinping kembali memicu berbagai spekulasi, termasuk rumor di internet bahwa Xi Jinping sedang sakit parah dan akan digantikan oleh Hu Chunhua sebagai Sekretaris Jenderal, meskipun rumor tersebut belum dikonfirmasi.

Beberapa netizen di media sosial mempertanyakan, “Apakah pertemuan Beidaihe telah menjadi ‘pertemuan untuk menggulingkan Xi’? Apakah tujuh anggota tetap Politbiro PKT masih berada di Beidaihe?”

Beberapa netizen lainnya juga menyebutkan bahwa selama pertemuan Beidaihe, beredar kabar bahwa Profesor pensiunan dari Universitas Rakyat, Leng Jiepu, telah mengirim surat terbuka yang menyatakan bahwa Xi Jinping sakit parah, dan pekerjaan partai, pemerintah, serta militer dijalankan oleh Wakil Ketua Komisi Militer Zhang Youxia dan He Weidong, berharap kedua orang ini mendukung pembentukan Republik Federal Tiongkok.

Pada 10 Agustus, situs web Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok juga mempublikasikan buku bacaan “Demokrasi Sentralisasi” yang disusun oleh Komisi Militer PKT, yang kemudian memperkuat rumor bahwa Xi Jinping tidak dapat menjalankan tugasnya.

Namun, CCTV kemarin tetap menayangkan isi surat balasan Xi Jinping kepada relawan lingkungan di kawasan reservoir Danjiangkou, Hubei, melalui segmen “Penyiar Menyampaikan Berita Televisi”. Surat tersebut juga menjadi topik hangat di Weibo, yang menunjukkan bahwa isu ketidakstabilan pemerintahan Xi mungkin hanya sebatas rumor. Beberapa ahli menyebutkan bahwa jika melihat latar belakang “menghilangnya” Xi Jinping dalam beberapa tahun terakhir, ada dua alasan:

Pertama, Xi sengaja menghilang untuk memancing lawan politiknya keluar; alasan kedua, karena pada 22 Agustus nanti adalah peringatan 120 tahun kelahiran Deng Xiaoping, dan mengingat situasi dalam negeri dan luar negeri yang sulit saat ini. Xi Jinping mungkin memutuskan untuk tidak terlalu mempromosikan dirinya demi menghindari kemarahan publik, sehingga ia memerintahkan agar semuanya berjalan dengan tenang.

Spekulasi politik apapun bisa muncul jika Xi Jinping lama tak tampil.dihadapan publik. Sistim politik komunis yang sangat tertutup telah menyuburkan rumor, di tengah ketidakpastian ekonomi China yang belum pulih pasca wabah COVID. (Sang Fajar)

Berita Terkait