Krisis Politik di Bangladesh Belum Berakhir

adilnews | 7 August 2024, 16:32 pm | 127 views

Situasi politik Bangladesh masih terus bergejolak. Setidaknya 20 jenazah pemimpin Liga Awami dan anggota keluarga mereka ditemukan di seluruh negeri pada hari Selasa (6/8/2024). Perdana Menteri Sheikh Hasina yang juga pemilik partai Liga Awami telah mengundurkan diri dan sudah melarikan ke India.

Sementara itu, Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin telah membubarkan parlemen negara itu pada Selasa (6/8/2024). Peraih Nobel Perdamaian Muhammad Yunus ditunjuk sebagai penasihat utama pemerintahan sementara Bangladesh.

Pembubaran parlemen dilakukan setelah ultimatum yang dikeluarkan oleh koordinator protes mahasiswa yang memaksa pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina. Kantor presiden juga mengumumkan bahwa mantan perdana menteri dan pemimpin oposisi, Begum Khaleda Zia, telah resmi dibebaskan dari penjara dan diberikan pengampunan penuh oleh presiden.

Kepala angkatan bersenjata, Jenderal Waker-Uz-Zaman, pada Senin mengatakan bahwa militer akan membentuk pemerintahan sementara setelah kepergian Hasina. Kemudian pada Selasa malam, delegasi mahasiswa berjumlah 13 orang bersama dua profesor dari Universitas Dhaka pergi ke kediaman Shahabuddin untuk bertemu dengan Zaman dan para pemimpin militer lainnya.

Setelah berdialog, Nahid Islam, salah satu pemimpin mahasiswa, mengatakan kepada para wartawan bahwa telah ada kesepakatan antara semua pihak bahwa peraih Nobel Muhammad Yunus akan menjadi penasihat utama pemerintahan sementara dan pembicaraan akan berlanjut.

Seperti diketahui, Yunus (84) dan Grameen Bank-nya, sebuah organisasi mikro kredit, memenangkan Nobel Perdamaian 2006 karena kerjanya dalam mengangkat jutaan orang dari kemiskinan dengan memberikan pinjaman kecil di bawah US$100 kepada masyarakat miskin pedesaan di Bangladesh.

Para pemimpin mahasiswa mengatakan mereka menginginkan Yunus sebagai penasihat utama pemerintah sementara, dan seorang juru bicara Yunus mengatakan dia setuju. Namun Yunus sendiri saat ini berada di Paris untuk menjalani prosedur medis dan diharapkan segera kembali ke Dhaka.

Sejauh ini belum ada jawaban langsung dari Yunus terkait pengangkatan dirinya. Selain itu juga belum diketahui kapan pemerintahan sementara akan mengambil alih.

Gerakan penggulingan Hasina berawal dari demonstrasi menentang kuota PNS untuk keluarga veteran perang kemerdekaan Bangladesh 1971, yang dianggap oleh para kritikus sebagai cara untuk mencadangkan pekerjaan bagi sekutu partai yang berkuasa. Isu itu kemudian menggelinding bak bola liar hingga penggulingan pemerintahan Hasina.

Aksi protes dimulai di Dhaka dan di seluruh negeri setelah pengumuman aksi “non-kooperatif” multi hari dengan pihak berwenang, diluncurkan pada Minggu oleh Gerakan Mahasiswa Anti-Diskriminasi.

Bentrokan antara mahasiswa, polisi, dan pendukung pemerintah meningkat menjadi kerusuhan. Sekitar 400 orang tewas dan ribuan lainnya terluka dalam aksi kerusuhan yang melanda negara itu sejak Juli.

Setelah para demonstran menyerbu dan menjarah kediaman mewah perdana menteri pada hari Senin, jalan-jalan di ibu kota Dhaka kembali tenang pada hari Selasa setelah Hasina mundur dan melarikan diri, dengan lalu lintas yang lebih ringan dari biasanya dan banyak sekolah serta bisnis yang ditutup selama kerusuhan masih tutup.

Hari Rabu ini, pabrik-pabrik garmen, yang memasok pakaian ke beberapa merek terkemuka dunia dan menjadi penopang utama ekonomi, baru dibuka kembali.

Kejatuhan Hasina mengakhiri masa jabatan keduanya selama 15 tahun di negara berpenduduk 170 juta orang itu, yang telah ia pimpin selama 20 dari 30 tahun terakhir sebagai pemimpin gerakan politik yang diwarisi dari ayahnya, pendiri negara Mujibur Rahman, setelah ia dibunuh pada 1975.

Sejak awal 1990-an, Hasina berseteru dan bergantian berkuasa dengan saingannya Zia, yang mewarisi gerakan politiknya sendiri dari suaminya Ziaur Rahman, seorang penguasa yang juga dibunuh pada 1981. (Risma)

Berita Terkait